Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Pelatih Persiraja Banda Aceh, Hendri Susilo, mengungkapkan kunci permainan yang diusung oleh anak asuhnya hingga menjadi tim belum terkalahkan di Liga 1 2020.
Status tim promosi tak lantas membuat Persiraja Banda Aceh kalah bersaing di Liga 1 2020.
Dengan skuad yang tak banyak berubah, Persiraja justru tampil impresif di tiga laga awal Liga 1 2020.
Tim kebanggaan masyarakat Aceh itu belum terkalahkan dalam tiga pertandingan yang telah dijalani.
Selain itu, Persiraja juga menjadi satu-satunya tim yang belum kebobolan di Liga 1 2020.
Baca Juga: Romelu Lukaku Ungkap Momen Bersejarah dengan Pemain Keturunan Indonesia
Sampai dengan pertandingan ketiga Shopee Liga 1 2020, Persiraja telah menunjukkan statistik bertahan yang cukup bagus.
Tim yang berdiri sejak 1957 ini sukses menahan dua tim kuat, Bhayangkara FC 0-0 (29/2/2020), Madura United 0-0 (9/3/2020) dan menang 1-0 saat melawat ke kandang Persik Kediri (14/3/2020).
Dari statistik pantauan PT LIB, tim besutan Hendri Susilo itu telah sukses melakukan 104 intercepts dan membukukan 99 clearances.
Tak hanya itu, Persiraja juga tercatat sebagai tim yang paling banyak menerima tembakan dari lawan, yakni 42 kali.
Kiper Persiraja, Fakhrurrazi Quba, memiliki peran penting dalam mengawal pertahanan.
Dari tiga penampilannya, ia telah melakukan 13 kali penyelamatan.
Pada Shopee Liga 1 2020, catatan Fakhrurrazi hanya kalah dari kiper Persib Bandung, Teja Paku Alam, yang telah melakukan 14 kali penyelamatan.
Pelatih Persiraja, Hendri Susilo, tak menampik jika timnya disebut kuat dalam bertahan.
Ia hanya menonjolkan dua karakter yang dimiliki oleh pemain-pemain dari Aceh.
"Disadari atau tidak, itu erat kaitannnya dengan karakter pemain-pemain asal Aceh. Rata-rata pemain-pemain kami pekerja keras dan fight," ucap Hendri dikutip Bolanas.com dari laman resmi Liga Indonesia pada Rabu (22/4/2020).
Baca Juga: 3 Bintang Timnas U-19 Indonesia yang Menghilang Akibat Cedera
Ketika bertanding, lanjut Hendri, sebenarnya ia tak menekankan timnya untuk tampil defensif.
Ia hanya meminta anak asuhnya untuk menyesuaikan karakter lawan yang dihadapi.
"Melihat karakter anak-anak, tidak mungkin saya meminta mereka bermain terbuka. Jadi, semuanya dikombinasikan. Sesekali bermain terbuka dan cepat. Jadi, mungkin itu yang membuat publik menganggap kami tampil defensif," ujar Hendri menambahkan.
Dari sederet statistik yang tercipta, PT LIB memberikan apresiasi tinggi kepada Persiraja sebagai tim promosi yang penuh dengan kejutan.
"Salah satu tim promosi yang mengejutkan penampilannya sejauh ini ialah Persiraja Banda Aceh. Mereka terbukti mampu mengimbangi tim-tim lain yang sudah terbiasa bersaing di level tertinggi. Terima kasih, Persiraja. Kalian telah menunjukkan gambaran ketatnya kompetisi kasta tertinggi di sepak bola nasional," tutur Direktur Utama PT LIB, Mayjen TNI (Purn) Cucu Somantri.
Saat ini, Persiraja bertengger di posisi ketujuh klasemen dengan lima poin hasil dari satu kemenangan dan dua kali bermain imbang.
Sayangnya, kompetisi harus dihentikan lantaran wabah virus corona yang melanda Indonesia.
PSSI dan PT LIB sepakat untuk menunda kompetisi hingga 29 Mei 2020 dan baru akan dimulai kembali pada 1 Juli 2020.
Apabila pada tanggal tersebut status darurat corona belum selesai, maka kompetisi akan dihentikan secara total.