Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Konfederasi sepak bola Asia (AFC) menguak lima pemain yang memiliki pengaruh besar dalam kemajuan sepak bola Indonesia.
Sejarah perkembangan sepak bola Indonesia tak lepas dari kehadiran pemain-pemain berbakat.
Pemain lokal yang kemudian unjuk gigi hingga menembus timnas Indonesia.
Bersama timnas Indonesia, tidak sedikit dari mereka menunjukkan performa impresif dan mengangkat Garuda di hadapan Asia.
Untuk itu, konfederasi sepak bola Asia menyematkan gelar kehormatan bagi lima pemain lokal yang telah berjasa besar dalam kemajuan sepak bola Indonesia.
1. Bambang Pamungkas (striker)
Bambang Pamungkas merupakan sosok bomber mematikan yang pernah dimiliki timnas Indonesia.
Ia tercatat sebagai pemain kedua dengan gol terbanyak di Indonesia.
Pria yang akrab disapa Bepe itu menorehkan 38 gol dan 86 penampilan bersama tim Garuda.
Baca Juga: Bambang Pamungkas Lelang Tiga Pernik Bersejarah untuk Donasi Covid-19
Di Piala AFF, Bambang tiga kali mengantarkan timnas Indonesia menjadi runner-up dan menjadi top scorer pada 2002.
"Dalam rentang karir dua dekade, Bambang menikmati trofi bersama Persija Jakarta, di mana ia memenangkan dua gelar Liga Indonesia (2001 dan 2018) dan menjadi pencetak gol terbanyak dengan lebih dari 200 gol, sebelum mengambil alih sebagai manajer setelah pensiun pada akhir tahun 2019," tulis AFC.
Akhir tahun lalu, Bepe yang memutuskan pensiun mendapatkan apresiasi dari FIFA sebagai pemain dengan caps terbanyak persama timnas Indonesia.
2. Ponaryo Astaman (gelandang)
Kenangan Ponaryo Astaman bersama timnas Indonesia tak mungkin dilupakan oleh pecinta sepak bola Tanah Air.
Gol tendangan jarak jauh Ponaryo saat melawan Qatar memberikan kemenangan pertama Indonesia di Piala Asia 2004.
Ia juga skses mengantarkan Indonesia menjadi runner-up di Piala AFF 2004.
Prestasi terbaiknya di level klub adalah meraih titel juara Piala Indonesia 2010 dan Liga Indonesia 2011/2012 bersama Sriwijaya FC.
Kini, ia turut memperjuangkan hak dari pemain profesional lewat organisasi bernama APPI (Asosiasi pesepak bola profesional).
3. Kurniawan Dwi Yulianto (striker)
Kurniawan Dwi Yulianto adalah senior dari Bambang Pamungkas sejak berada di sekolah sepak bola hingga membela timnas Indonesia.
Saat masih muda, pemain yang akrab disapa Si Kurus ini juga sempat bergabung dengan klub Italia, Sampdoria.
Ia tercatat sebagai pemain Indonesia pertama yang mencetak gol di UEFA Intertoto Cup bersama FC Luzern.
Setelah itu, Kurniawan berpindah-pindah tim dan seperti gagal menemukan kembali performa terbaiknya.
Presiden Sampdoria kala itu, Paolo Mantovani, pun turut memberikan komentar terkait sosok Kurniawan Yulianto.
"Kurniawan mungkin adalah pemain terkuat dalam sejarah Indonesia. Awalnya, dia melakukan hal-hal yang sangat baik dengan Sampdoria, tetapi kemudian dia memiliki beberapa masalah. Sangat disayangkan karena dia bisa berkembang lebih baik jika terus melakukan yang terbaik," ucap Mantovani dikutip Bolanas dari laman resmi AFC.
Kini, Kurniawan melanjutkan kariernya ke dunia kepelatihan dengan menangani klub Malaysia, Sabah FA.
4. Boaz Solossa (striker)
Boaz Solossa adalah salah satu putra terbaik Papua yang mengharumkan nama baik Indonesia.
Boci sapaan akrab Boaz, dua kali mempersembahkan gelar runner-up Piala AFF pada 2004 dan 2016.
Kariernya sempat menurun akibat cedera ketika membela timnas Indonesia di Piala Asia 2007.
Meski begitu, Boaz Solossa mampu bangkit dan mencatatkan tiga gelar top scorer Liga Indonesia pada 2008/2009, 2010/2011, dan 2013.
Di usianya yang mencapai 34 tahun, Boaz Solossa sudah mencapai senja kariernya.
Akan tetapi, pendukung Persipura Jayapura masih berharap kaptennya tersebut bisa mendulang banyak gol lagi di Liga Indonesia.
5. Firman Utina (gelandang)
Selain pemegang gelar pemain terbaik Piala AFF 2010, Firman Utina juga memenangi empat trofi dengan empat tim berbeda di Indonesia.
Arema FC, Sriwijaya, Persib Bandung, dan Bhayangkara FC telah membuktikan bahwa Firman Utina memiliki pengaruh besar bagi klub yang dibelanya.
Firman utina memutuskan untuk pensiun saat mencapai usia 38 tahun pada 2018 lalu.
Seperti halnya Ponaryo, Firman Utina juga masuk dalam jajaran petinggi APPI.