Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Jadi, kalau main di luar harus bisa mempunyai mentalitas yang kuat. Di sana memang mau bekerja keras dan berdedikasi," ujarnya menambahkan.
Apalagi, pemain Indonesia nantinya berstatus sebagai pemain asing ketika di Eropa.
Otomatis mereka harus memiliki kualitas yang lebih baik dari pemain-pemain lokal di sana.
"Dari segi permainan harus lebih spesial, jadi kalau permainannya tanggung ya sulit untuk bersaing. Karena kan harus bersaing dengan dengan pemain lain dari negara lain," kata Gabriel Budi.
"Selain itu, pemain Indonesia kan jadi pemain asing di sana, jadi harus lebih baik dari mereka dari segi kualitas," jelasnya.
Baca Juga: Mantan Bomber Persib Jadi Dalang Karier Jeblok Legenda Liverpool
Tak hanya itu, pemain Indonesia juga dituntut memiliki mental yang kuat dan mudah beradaptasi.
"Dari segi mentalitas mereka juga harus cepat adaptasi, baik budaya dan juga tim. Jadi yang menentukan kualitas dan mentalitas," tuturnya mengakhiri.
Sebagai contoh, saat ini ada dua pemain muda Indonesia yang meniti karier di Eropa yakni Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk, Polandia) dan Witan Sulaiman (Radnik Surdulica, Serbia).
Keduanya masih kesulitan untuk menembus skuad utama di tim masing-masing.
Bahkan, banyak yang beranggapan bahwa mereka tak lain hanya menjadi daya tarik pasar Asia bagi klubnya.
Padahal secara teknik dan kualitas, kedua pemain ini terbilang jempolan selama membela timnas Indonesia.
Beberapa tahun lalu sempat muncul nama Evan Dimas Darmono yang bergabung dengan Espanyol.
Akan tetapi karena kesulitan adaptasi, Evan kemudian tidak mendapatkan kontrak dari manajemen kontestan La Liga tersebut.