Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Eks pelatih Persib junior, Jaino Matos, mengungkap masalah laten yang menghinggapi pesepak bola muda Indonesia.
Mantan pelatih Persib Bandung junior, Jaino Matos, membagikan pengalamannya berkecimpung di dunia pembinaan usia muda di Indonesia.
Nama Jaino Matos, meski sudah lama berkarier di Indonesia, tak pernah benar-benar mencuat di kalangan penggemar sepak bola.
Memang, Jaino Matos tercatat hanya satu musim menangani klub di kasta tertinggi, yaitu bersama Persiba Balikpapan di Indonesia Soccer Championship 2016.
Baca Juga: Soal Gol Hantu N'Douassel saat Persija vs Persib, Ini Pengakuan Andritany Ardhiyasa
Selebihnya, pelatih kelahiran 27 Oktober tersebut lebih banyak terlibat di belakang layar.
Lebih tepatnya, Jaino lebih menyukai pekerjaan melatih para pemain muda.
Ia tercatat pernah menangani Diklat Persib dalam kurun 2013-2015.
Dari sekian banyak pengalamannya bergelut dengan bakat-bakat mentah Tanah Air, Jaino mampu melihat sejumlah kebiasaan kurang baik.
Baca Juga: Dicoret Shin Tae-Yong, Alumni Garuda Select Mewek ke Fakhri Husaini
Di antaranya, para pemain muda Indonesia sangat gemar bercanda.
"Budaya banyak bercanda dan banyak iseng, baik di timnas maupun di mana saja," ucapnya seperti dikutip Bolanas.com dari Kompas.com.
"Mungkin itu menjadi budaya, tetai harus kita hapus," tegasnya.
Selain itu, Jaino juga menyoroti mentalitas pemain muda yang tidak kompetitif.
Menurutnya, para pemain muda harus belajar bertanggung jawab atas performa tim dan diri sendiri bila bermain buruk.
"Ada satu tim, tahun lalu baru kalah 4-1 saat tandang, keesokan harinya semua terlihat tertawa, semua iseng, semua ambil-ambil foto saat akan berangkat ke Bali," ucap Jaino.
"Rasa tanggung jawab di hati perlu ditingkatkan, rasnya tidak ada perbedaan ketika kalah maupun menang di hati mereka," ujarnya.
Jaino menekankan agar pola pikir pemain muda harus ditempa sedari dini agar sungguh-sungguh bersikap kompetitif agar bakat mentah tersebut tak terbuang sia-sia.
"Kita tidak akan lelah untuk mengakui bahwa potensi sepak bola Indonesia sangatlah besar," ujarnya.
"Namun ada mindset yang harus direset, terutama sikap, keseriusan, kesungguhan. Hal-hal seperti itu harus diubah," pungkasnya.
Baca Juga: Masih Punya Jabatan di AFC dan AFF, PSSI Yakin Ratu Tisha Bisa Berbuat Baik bagi Indonesia