Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Manajemen Arema FC menanggapi kabar yang mengatakan dua pemainnya yang dinyatakan reaktif usai jalani rapid test.
Sebelumnya, dua pemain dan satu staff pelatih Arema FC yang melakukan rapid test.
Ketiganya diketahui melakukan rapid test atas dasar keinginan pribadi.
Hasil rapid test tersebut rencananya akan digunakan untuk pelengkap dokumen saat berpergian.
Dari data yang dihimpun Bolanas.com dari Kompas.com, kedua pemain tersebut dinyatakan reaktif.
Baca Juga: Liga 1 Berlanjut, Bali United Segera Agendakan Latihan Bersama
Sedangkan sang pelatih menunjukkan hasil non-reaktif.
Media Officer Arema FC, Sudarmadji akhirnya angkat bicara mengenai kabar tersebut.
Sudarmadji mengatakan bahwa rapid test dilakukan untuk mengukur imun seseorang terhadap penyakit.
Menurut Sudarmadji, di situasi seperti saat ini wajar apabila ada pemain atau tim pelatih yang melakukan rapid test secara mandiri.
"Rapid test itu kan untuk mengukur tingkat imun seseorang, sekarang rapid test sudah menjadi kebutuhan masyarakat yang ingin mendapatkan informasi terkait daya imun atau kesehatan setiap orang," katanya.
Baca Juga: Kelanjutan Liga 1 Paling Ideal Menurut Pelatih Persib: Juli Pramusim, Agustus Lanjut
"Rapid test untuk mengetahui potensi seseorang terhadap penyakit," lanjutnya.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan Sudarmadji mengatakan saat ini manajemen sedang merencanakan tes kesehatan untuk seluruh anggota tim.
Manajemen klub berjuluk Singo Edan tersebut berencana melakukan swab test.
Sejauh ini di Indonesia baru ditemukan satu kasus pesepak bola yang postif terkena virus COVID-19.
Pemain tersebut adalah pemain Persib Bandung, Wander Luiz.
Bomber asal Brazil tersebut saat ini sudah dinyatakan sembuh setelah menjalani masa karantina.
Baca Juga: Beda Pendapat soal Nasib Liga 1, Hubungan Pelatih dan Manajemen Madura United Tidak Harmonis?