Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Kebetulan rumah saya di pinggir jalan, jadi kita bisa buka usaha, jualan kelapa muda," tandasnya.
Ugik juga menyebutkan bahwa terdapat rekannya saat ini berjualan sate.
Sementara itu, Miftahul Hamdi, yang mempunya tiga caps di tim nasional Indonesia, juga mengutarakan kesulitannya selama masa pandemi Covid-19.
Footballers in Indonesia are selling food on the street to make ends meet.Their salary was reduced by 75%https://t.co/gUYMAg5JbE pic.twitter.com/iHsoa3jH19
— FIFPRO (@FIFPro) June 5, 2020
"Biasanya pemasukan sama pengeluaran bisa teratasi, sekarang pemasukannya sedikit dan pengeluarannya sangat banyak," ujar eks pemain Bali United tersebut.
"Istri saya di rumah mencoba membikin kue, tapi pemasukannya tidak terlalu besar, dan saya alhamdulillah ada kerja di tempat ayah saya," imbuhnya.
FIFPRO sebelumnya menyatakan keputusan PSSI untuk memmpersilakahn pihak klub untuk membayar hanya 25 persen dari nilai yang tertera di kontrak sebagai skandal.
Apalagi, PSSI juga tak berkonsultasi dengan APPI dalam perumusan kebijakan tersebut.
"Keputusan PSSI tersebut tak lain bisa dikatakan sebagai skandal. PSSI mengintervensi hubungan kerja pemain (dengan klub) bahkan tanpa itikad mengajak asosiasi pesepak bola (APPI) untuk berunding," ujar Direktur Hukum FIFPro Roy Vermeer (20/5/2020).
Bagaimanapun, FIFPro saat ini mengapresiasi langkah PSSI yang telah mengajak APPI dalam sejumlah rapat membahas kelanjutan Liga 1 dan Liga 2 2020.
Baca Juga: Ini Dia Para Pemain yang Bantu Marc Klok Fasih Berbicara Bahasa Indonesia