Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Eks pelatih timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini, memberi pernyataan soal kemungkinan dirinya melatih tim senior.
Nama Fakhri Husaini belakangan dihubung-hubungkan sebagai pengganti Shin Tae-Yong sebagai pelatih tim nasional Indonesia U-19.
Rumor tersebut diapungkan oleh ketua Satuan Tugas (Satgas) Tim Nasional Indonesia, Syarif Bastaman.
Sebagai ketua Satgas Timnas, Syarif Bastaman menyatakan kegeramannya setelah Shin Tae-Yong memberi banyak pernyataan pedas di media Korea Selatan.
Baca Juga: PSSI dan Shin Tae-Yong Memanas, Eks Kapten Timnas Indonesia Layangkan Satu Permintaan
Shin Tae-Yong sejak lama menginginkan timnas Indonesia U-19 untuk berlatih di Korea Selatan.
Dalam pandangan Shin Tae-Yong, kondisi Indonesia masih berbahaya bagi pemain lantaran masih terdapat pertambahan kasus positif Covid-19.
Syarif Bastaman pun melayangkan isu pemecatan apabila Shin Tae-Yong tak mau datang ke Indonesia.
"Kalau Shin Tae-Yong tidak datang, ya kami akan evaluasi, mungkin dipecat," ujar Syarif (19/6/2020).
Baca Juga: Sobat Ambyar, Pemain Asing PSIS Semarang Kembali Viral Nyanyikan Lagu Didi Kempot
Lebih lanjut, Syarif juga menyodorkan nama Fakhri Husaini sebagai kandidat pengganti Shin Tae-Yong.
"Why not? tak masalah. Saya orangnya tak personal. Yang penting memenuhi kriteria dan kewajiban saja," ujar Syarif.
"Saya kira anak-anak sudah kenal dalam dengan Fakhri (Husaini). Tim kepelatihan kita tidak jelek," tambahnya.
Fakhri Husaini sebenarnya baru saja mengumumkan akan melatih tim PON Aceh.
Akan tetapi, dalam wawancara terbaru di kanal Youtubue Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah, Fakhri membagikan pandangan karier kepelatihannya di masa depan.
"Coach, naik ke senior lah..." ucap Hanif kepada Coach Fakhri di kanal Youtube Hanif & Rendy Show.
Fakhri pun menjawab dengan diplomatis.
"Saya tentu harus memilih budaya (suatu) klub itu seperti apa, karena buat saya sepak bola itu hanya saya menyiapkan 11 atau 20 pemain," jawab Coach Fakhri.
"Sepak bola itu lebih dari apa yang kita saksikan, sepak bola harusnya menggembirakan, harusnya mempersatukan, harus bisa memberikan hiburan buat orang banyak," lanjutnya.
"Ini juga yang membuat sepak bola itu mengelola nasib orang juga. Ini tentu tidak lepas dari bagaimana kondisi klub, manajemen, budaya klub itu dibentuk, keterikatan dari klub dan suporter," imbuhnya.
"Itu semua penting bagi pelatih untuk memilih melatih di mana," pungkasnya.
Baca Juga: Merengek di Media Korea Selatan, Ketua Satgas Timnas Tuding Shin Tae-Yong Bermain Politik