Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Ponaryo Astaman Mendapat Julukan Sama Seperti Michael Ballack

By Mukhammad Najmul Ula, Jumat, 10 Juli 2020 | 05:00 WIB
Michael Ballack berebut bola dengan Cesc Fabregas di pertandingan final Piala Eropa, 29 Juni 2008.

BOLANAS.COM - Eks kapten timnas Indonesia, Ponaryo Astaman, mengisahkan mendapat olok-olok sebagai Mr. Runner-Up.

Eks pemain tim nasional Indonesia, Ponaryo Astaman, sempat mendapat julukan sama seperti yang melekat dalam diri eks gelandang timnas Jerman, Michael Ballack.

Ponaryo Astaman dan Michael Ballack, yang juga sama-sama berposisi gelandang dan pernah menjadi kapten timnas masing-masing, memang identik dengan julukan Mr. Runner-Up.

Dalam karier mewah Ponaryo Astaman yang meliputi sejumlah klub besar di Indonesia seperti PSM Makassar, Arema Malang, dan Persija Jakarta, ia memang sempat mentok hanya mencapai posisi runner-up.

Baca Juga: Klub Filipina Kolaps, Peluang Bali United Lolos dari Fase Grup Piala AFC Lebih Besar?

Situasi tersebut mirip dengan yang dialami Michael Ballack, gelandang terbaik Jerman pada era 2000-an.

Pada musim 2001/02, Michael Ballack yang saat itu memperkuat Bayer Leverkusen berturut-turut menjadi runner-up di Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions.

Hijrah ke Chelsea, Ballack sekali lagi menjadi runner-up di Liga Champions musim 2007/08.

Di level tim nasional, peruntungan Ballack juga tak juga membaik dengan menjadi nomor dia di Piala Dunia 2002 dan Euro 2008.

Baca Juga: Hadapi Grup Neraka, Bima Sakti Ungkap Kriteria Ideal Pemain Timnas Indonesia U-16

Ponaryo Astaman, kini berusia 40 tahun, belakangan mengenang kisahnya mengalami kebuntuan sebagai nomor dua sepanjang kariernya.

"Selama karier, pertama merasakan juara itu di Sriwijaya," ujar Ponaryo saat live Instagram di akun resmi Borneo FC.

"Jadi, sebelum juara, saya merasakan beberapa kali runner-up di PSM, dua kali, dan di Malaysia juga runner-up," jelasnya.

Memang, Ponaryo tercatat hanya menjadi runner-up bersama PSM Makassar di Liga Indonesia musim 2001 dan 2003.

Saat merantau ke Malaysia bersama Telekom Malaka pada 2005/06, Ponaryo pun hanya menjadi runner-up Liga Malaysia.

Bahkan, peruntungan Ponaryo tetap saja buruk di tim nasional Indonesia.

"Pokoknya beberapa kali runner-up termasuk juga di timnas, sampai diolok-olok sebagai Mr. Runner-up," pungkasnya.

Memang, timnas Indonesia sempat tiga kali beruntun menjadi runner-up Piala AFF pada 2000, 2002, dan 2004.

Ponaryo baru mendapat trofi pada usia 32 tahun bersama Sriwijaya FC, berupa Liga Super Indonesia 2011/12.

Gelar penutup karier bagi Ponaryo ialah Piala Gubernur Kaltim 2016 bersama klub terakhirnya, Borneo FC.

Baca Juga: Gol Titus Bonai Bersama Persipura Jadi Kandidat Gol Melengkung Terbaik di Piala AFC

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P