Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Makan Konate Kisahkan Perang Saudara di Libya sebagai Titik Tolak Berkarier di Indonesia

By Mukhammad Najmul Ula, Senin, 13 Juli 2020 | 16:39 WIB
Makan Konate dan rekan-rekannya di Persebaya Surabaya tengah berlatih di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, pada Jumat (20/3/2020).

BOLANAS.COM - Gelandang Persebaya Surabaya, Makan Konate, mengungkap keputusan pindah ke Indonesia yang didasari perang di Libya.

Gelandang sekaligus kapten Persebaya Surabaya, Makan Konate, menyebut perang saudara di Libya sebagai penyebab dirinya terbang ke Indonesia.

Makan Konate, yang juga sempat memperkuat Persib Bandung, memang sudah merantau ke Liga Libya dalam usia 19 tahun untuk memperkuat Al Akhdar SC.

Meskipun berasal dari Mali, Makan Konate sudah menandatangani kontrak profesional bersama klub Liga Libya tersebut dalam usia belia.

Baca Juga: Cemburu ke Shin Tae-Yong, Robert Alberts Protes Timnas U-19 Dikirim ke Korea Selatan

Pada 2012, Makan Konate mendarat di Indonesia dengan membela PSPS Pekanbaru di Liga Super Indonesia.

Konate, kelahiran 10 November 1991, pada akhirnya memperoleh kesuksesan besar dengan berkarier di Indonesia.

Bersama Persib Bandung, Konate merengkuh gelar Liga Super Indonesia 2014 dan turnamen Piala Presiden 2015.

Empat tahun kemudian, performa ciamiknya di Arema FC membuatnya diganjar masuk dalam tim terbaik Liga 1 2019.

Baca Juga: Saat Robert Alberts Protes soal Gaji, Sergio Farias Justru Belum Dihubungi Persija

Menengok kembali perjalanannya di Indonesia, Konate teringat saat ia memutuskan terbang ke negara kepulauan ini.

Dalam wawancara terbaru di kanal Youtube Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah, Konate menyebut perang saudara di Libya sebagai titik tolak kariernya.

"Waktu saya main di Liga Libya, ada perang di sana, 2011," ujar Konate di kanal Youtube Hanif & Rendy Show (13/7/2020).

Saat itu, Libya memang sedang menghadapi perang saudara antara kekuatan rezim Muammar Gaddafi dengan kaum pemberontak.

Perang tersebut menjadi penyebab terbunuhnya diktator Muammar Gaddafi pada 20 Oktober 2011, mengakhiri kekuasaannya selama 42 tahun di Libya.

"Liga sudah berhenti di sana (Libya), saya lalu pulang ke Mali, latihan sama tim Liga 1 di sana tiga bulan," jelas Konate.

Konate lantas mendapat tawaran dari seorang agen bernama Mamadou, seorang yang juga menjadi agen dari Ezechiel N'Douassel.

Konate mengaku baru mendengar nama negara Indonesia dari agen tersebut.

"Saya cerita sama dia, dia bisa cari tim untuk saya di Indonesia, itu pertama kali saya dengar negara Indonesia," tandasnya.

Saat ini, sebagai seorang muslim, ia sudah merasa betah tinggal di Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. 

Baca Juga: Persiapan Hadapi Indonesia, Timnas Uni Emirat Arab Panggil Tiga Pemain Naturalisasi Baru

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P