Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Manajemen Arema FC terus berusaha untuk mencari formula yang tepat agar bisa kembali berjaya di Liga 1.
Meski memiliki nama besar, belakangan ini prestasi Arema FC bisa dikatakan menurun.
Dalam 10 tahun terakhir prestasi terbaik Arema FC di liga adalah finish diposisi kedua klasemen.
Terakhir kali Arema FC meraih gelar juara liga adalah tahun 2009 silam saat kompetisi masih bernama Indonesia Super League (ISL).
Setelah itu penampilan Arema FC mengalami pasang surut.
Baca Juga: Arema FC Beberkan Alasan Sering Gunakan Jasa Pelatih Asing
Pergantian pelatih pun sering dilakukan oleh manajemen Arema FC.
Demi kembali meraih prestasi, Arema FC pernah beberapa kali bereksperimen untuk membentuk gaya permainan tim agar lebih solid.
Manajemen Arema pernah mencoba menerapkan gaya permainan dari Eropa timur.
Dua pelatih asal Eropa Timur pun tercatat pernah menjadi pelatih Singo Edan dalam tiga tahun terakhir.
Baca Juga: Penyebaran COVID-19 di Vietnam Kembali Tinggi, Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala AFC 2020?
Mereka adalah Milan Petrovic (Slovenia) dan Milomir Seslija (Bosnia).
Namun, keduanya dianggap gagal mengangkat prestasi tim.
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, menegaskan untuk musim 2020 timnya sedang mencoba mengadaptasi gaya permainan Amerika Latin.
"Mulai musim ini kami juga berkiblat pada gaya bermain sepak bola Amerika Latin," kata Ruddy dilansir Bolanas dari Tribun Jatim.
Karena alasan tersebut juga Ruddy mengatakan saat ini Arema FC akan tetap memilih pelatih asing sebagai pengganti Mario Gomez.
Pelatih asal Brasil, Carlos Carvalho de Oliveira, santer dikabarkan akan menjadi nahkoda baru Arema FC musim ini.
Baca Juga: Peringati HUT Ke-75 RI, Luis Milla Kenang Momen Bersama Timnas Indonesia