Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tahun lalu, Cabaye juga sempat menyaksikan langsung pertandingan Vietnam di Piala Asia 2019.
Ia tampak antusias ketika dilempari pertanyaan dari wartawan mengenai Vietnam.
"Oh! Ini (Vietnam) adalah kampung halaman nenek saya. Dia adalah orang yang sangat penting dalam hidup saya.”
"Sejak kecil, nenek saya banyak mengajar saya mengenai nilai kekeluargaan, cara hidup, dan kualitas yang membantu saya berdiri teguh dalam hidup serta berjaya seperti hari ini," ucap Cabaye.
Mantan gelandang Paris Saint-Germain itu mengutarakan mimpinya untuk mempelajari budaya Vietnam.
Baca Juga: Singgung Kesenjangan di FC Utrecht, Irfan Bachdim Bicara Peluang Bagus Kahfi Tembus Tim Utama
"Saya juga senang dan bersemangat untuk menjelajahi budaya Vietnam, sebagai bagian dari asal saya."
"Ini akan membantu saya berkembang lebih pesat dan saya ingin melakukan sesuatu untuk berkontribusi pada sepak bola di Vietnam," tuturnya mengakhiri.
Saat ini Cabaye sedang tidak memiliki klub setelah kontraknya tak diperpanjang Saint Etienne per Juli 2020.
Dikutip dari laman Transfermarkt, nilai pasar Cabaye pun anjlok ke angka 500 ribu Euro atau setara Rp 8,5 miliar.
Besar kemungkinan pemain berusia 34 tahun itu akan menjadi rebutan klub-klub Vietnam.
Mengingat prestasi yang telah ditorehkannya dengan menjuarai Liga Perancis dengan dua tim berbeda yakni Lille (2010/2011)dan PSG (2013/2014 dan 2014/2015).
Di tanah Britania Raya, Cabaye juga mampu mengantarkan Crystal Palace menjadi runner-up Piala FA 2015/2016.
Sementara di timnas Perancis Cabaye berhasil meraih titel juara UEFA U-19 2005.
Baca Juga: Pernah Merumput di FC Utrecht, Irfan Bachdim Berikan Saran untuk Bagus Kahfi