Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Kurniawan Dwi Yulianto meminta Bagus Kahfi untuk memakai "kacamata kuda" saat bermain di FC Utrecht.
Penyerang legendaris tim nasional Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, menyampaikan nasihat untuk Bagus Kahfi.
Bagus Kahfi merupakan talenta terbaru Indonesia yang sebentar lagi akan menembus sepak bola Eropa.
Bagus Kahfi, saat ini berusia 18 tahun, telah menjalin kesepakatan dengan klub Liga Belanda, FC Utrecht.
Kurniawan Dwi Yulianto sendiri pernah berada di posisi serupa Bagus Kahfi, yaitu pernah dikirim PSSI ke Eropa.
Pada 1993, Kurniawan Dwi Yulianto bersama rombongan timnas Indonesia junior dikirim PSSI ke Italia untuk mengikuti kompetisi selevel primavera.
Sebagai striker tajam, Kurniawan yang baru berusia 17 tahun itu menarik perhatian klub Italia, Sampdoria.
Kurniawan lantas pernah juga direkrut klub Swiss, FC Luzern.
Baca Juga: Latihan Berat di Timnas U-19, Robert Alberts Ingin Beckham Putra Lebih 'Tahan Banting'
Bagus Kahfi pun bisa dibilang memiliki jalan karier serupa seniornya itu.
Penyerang kribo itu pertama kali merumput di Eropa berkat program Garuda Select yang berlatih di Inggris.
Kurniawan yang akrab disapa Si Kurus itu mewanti-wanti Bagus bahwa level sepak bola di Eropa jauh lebih tinggi dibanding Indonesia.
"Mungkin, Bagus Kahfi di Indonesia sudah populer ya," ucap Si Kurus dikutip dari Warta Kota (11/12/2020).
"Tapi jangan dijadikan itu suatu yang dirindukan, itu cukup dijadikan motivasi bahwa levelmu bukan kemarin," imbuhnya.
Agar bisa sukses di Eropa, Kurniawan menyarankan Bagus untuk memakai kacamata kuda, yaitu fokus menatap ke depan.
"Seperti pakai kacamata kuda saja, jadi melihat ke depan," ujarnya.
"Kalau sudah main di Eropa manfaatkan itu, jangan mikir Indonesia lagi," tandasnya.
Bagus Kahfi dikabarkan ingin berpamitan sekali lagi dengan manajemen Barito Putera sebelum bertolak ke Belanda.
Bersama FC Utrecht, Bagus Kahfi akan diikat selama 1,5 tahun dan diproyeksikan bergabung Jong FC Utrecht.
Baca Juga: Ditinggal Makan Konate dan David Da Silva, Manajemen Persebaya: Kami Tidak Berdaya