Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Jauh sebelum kabar bergabungnya Amiruddin Bagus Kahfi ke Liga Belanda, dua pemain Indonesia pernah terlempar dari FC Utrecht.
Penyerang timnas U-19 Indonesia, Bagus Kahfi, telah resmi direkrut oleh klub Belanda, FC Utrecht.
Bagus Kahfi disodori kontrak berdurasi 15 bulan dengan opsi perpanjang jika performanya di FC Utrecht memuaskan.
Di usianya yang masih 18 tahun, Bagus Kahfi tidak akan langsung bergabung tim senior FC Utrecht.
Baca Juga: Gantikan PSM Makassar, Persija Temani Bali United di Piala AFC 2021
Top scorer Piala AFF U-18 2018 itu terlebih dahulu bermain untuk Jong FC Utrecht, tim muda FC Utrecht.
Bagus Kahfi harus menunjukkan performa terbaik jika ingin menembus tim utama FC Utrecht.
Pemain asal Magelang itu setidaknya bisa belajar dari pengalaman pahit dua seniornya.
Pertama adalah winger PSS Sleman yang berlabel pemain keturunan Indonesia, Irfan Bachdim.
Sebelum hijrah ke Asia Tenggara, Irfan Bachdim yang menimba ilmu di FC Utrecht saat masih muda.
Irfan bahkan sempat dipromosikan ke tim utama FC Utrecht yang mentas di kasta tertinggi Liga Belanda.
"Saya di Belanda waktu bermain sepak bola itu usia 18-19 tahun."
"Saya sempat masuk ke FC Utrecht dan bermain di Eredivisie (kasta tertinggi kompetisi Belanda) selama satu pertandingam," kata Irfan Bachdim dikutip dari Youtube Hanif & Rendy Show.
Baca Juga: Tolak Pinangan Klub Thailand, Eks Persib Sebut Kualitas Febri Hariyadi di Atas Alumni FC Utrecht
Ia bergabung dengan tim senior FC Utrecht pada musim 2007-2009.
Namun nasibnya kurang beruntung lantaran jarang dimainkan hingga akhirnya terlempar ke Jong Utrecht.
"Setelah musim itu berakhir, pelatih kepala kami diganti."
"Pelatih baru tidak suka dengan saya, saya turun lagi ke Liga 2 (Jong Utrecht) di sana," jelas Irfan Bachdim.
Tak lama setelah itu, Irfan Bachdim harus terdepak dari FC Utrecht dan berpindah-pindah klub ke Haaelem dan SV Argon pada kurun 2009-2010.
Setelah 13 tahun berkarier di Belanda, Irfan Bachdim memutuskan datang ke Indonesia.
Klub pertama Irfan Bachdim di Indonesia yakni Persema Malang pada pertengahan 2010.
"Ya saya bermain setiap pertandingan sampai klubnya bangkrut (SV Argon). Lalu saya pergi ke Indonesia,"
Pemain kedua yang juga terlempar dari FC Utrecht adalah Marc Klok, yang kini telah menyandang status WNI.
Lebih sengsara dari Irfan Bachdim, Marc Klok bahkan gagal untuk menembus tim senior FC Utrecht.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu akhirnya berpetualang ke klub-klub Eropa dengan membela Ross Country, Cherno More, Oldham Atheltic, dan Dundee.
Hingga akhirnya pada 2017, Marc Klok memutuskan datang ke Indonesia dengan bergabung bersama PSM Makassar sampai 2019.
Tahun ini, Klok telah berhasil menjalani proses naturalisasi untuk menjadi WNI.
Baca Juga: Punya Catatan Mentereng di Piala AFC, Persipura Berharap Dipilih oleh PSSI
Dalam akun YouTubenya, Marc Klok pun curhat mengapa ia bisa gagal di FC Utrecht.
Kepada Irfan Bachdim, Marc Klok mengatakan saat itu terdapat kesenjangan antara pesepakbola muda dengan para pemain di tim utama.
"Saat itu ada beberapa pemain muda dengan talenta luar biasa."
"Saya merasakan ada perbedaan antara pemain muda dan pemain senior," kata Marc Klok.
Meski begitu, Marc Klok dan Irfan Bachdim yakin Bagus Kahfi bisa menembus tim utama FC Utrecht.
Apalagi Bagus Kahfi memiliki pengalaman di Eropa ketika merumput bersama Garuda Select.
"Jadi dia (Bagus Kahfi) bisa menembus tim utama lebih cepat dibanding kita (Irfan Bachdim dan Marc Klok)," kata Marc Klok.