Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Eks pemain timnas Ukraina Yevhen Bokhashvili mengaku betah di Indonesia meski baru satu musim merasakan Liga 1.
Yevhen Bokhashvili memiliki pandangan lain dengan pemain asing di Indonesia lainnya.
Beberapa pemain asing telah memutuskan untuk hengkang dari klubnya lantaran ketidakjelasan kompetisi Liga 1.
Sebaliknya, Yevhen justru enggan untuk hijrah dari klubnya PSS Sleman.
Baca Juga: Dikaitkan dengan Johor Darul Takzim, Nilai Pasar Stefano Lilipaly Merosot?
Ia mengaku sudah nyaman berada di lingkungan skuad Elang Jawa.
"Saya merasa nyaman sejak tahun pertama datang ke PSS," kata Yevhen.
"Sejak pertama kali, aku menyukai tim ini, manajemennya, pendukungnya, kota beserta situasinya," tambahnya.
Penyerang yang sempat merumput bersama timnas U-21 Ukraina itu berharap kompetisi Liga 1 bisa segera bergulir kembali.
"Saya harap, kita bisa melanjutkan liganya dan dapat kembali menikmati sepak bola lagi," ucap Yevhen dikutip dari Tribun Jogja.
Baca Juga: Gabung Garuda Select, Putra Terbaik Papua Bawa Misi untuk Piala Dunia U-20 2023
Yevhen merasa jatuh cinta sejak pertama kali tiba di Indonesia.
"Aku jatuh cinta sejak hari pertama tiba di Indonesia. Saat pertama tiba di Indonesia, saya sedang cedera,"
"Jadi ketika pertama kali aku ke stadion, aku datang seperti suporter, duduk di tribun. Saat itu, stadion sangat penuh, walaupun itu bukan liga, hanya sebuah turnamen," tuturnya.
Baca Juga: Terkesan dengan Permainan Putra Papua, Dennis Wise Koreksi Pertahanan Garuda Select III
Yevhen mulai bergabung dengan PSS Sleman pada 28 Februari 2019.
Di musim pertamanya, ia sukses mencetak 16 gol dan 5 assist bersama skuad Elang Jawa di Liga 1 2019.
Selain menjadi top scorer di level klub, Yevhen juga mengantarkan PSS menjadi satu-satunya tim promosi yang bertahan di Liga 1 2020.
Tak heran jika manajemen PSS memberikan perpanjangan kontrak baginya pada musim 2020.
Ekspektasi tinggi pun disematkan seiring bergabungnya rekrutan anyar di antaranya Irfan Bachdim dan Zah Rahan Krangar.
Sayang kompetisi mandek ketika baru berjalan tiga pekan karena pandemi Covid-19.