Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Bagus Kahfi menyatakan baru saja mengurus visa kerja untuk bermain di klub Liga Belanda, FC Utrecht.
Penyerang muda Indonesia, Bagus Kahfi, tampak selangkah lagi berangkat ke Eropa untuk memulai petualangan baru.
Bagus Kahfi memang masih berada di Indonesia walau sudah meneken persetujuan untuk bermain bagi klub Liga Belanda, FC Utrecht.
Sebagai persyaratan untuk berkarier di Liga Belanda, Bagus Kahfi sudah menuntaskan pengurusan visa kerja.
Baca Juga: Akhirnya Main Media Sosial, Ini Alasan Shin Tae-yong Bikin Akun Instagram
Bagus Kahfi sebelumnya baru saja menjalani tahun 2020 yang bagaikan "Roller Coaster".
"Roller Coaster, selamat tahun baru semuanya! 2020 telah menjadi tahun yang luar biasa," tulisnya di Instagram pada tahun baru (2/1/2021).
"Walaupun ada sejumlah momen sulit yang perlu diatasi, (tapi) ada beberapa momen hebat juga," tandasnya.
Karier Bagus memang sempat berada di titik nadir saat mengalami cedera yang mengharuskannya absen tujuh bulan saat membela Garuda Select.
Baca Juga: Pulang ke Tanah Air, Shin Tae-yong dan Pemain Timnas U-19 Indonesia akan Divaksin Covid-19
Kembaran Bagas Kaffa itu lantas sempat mengalami jalan buntu saat hendak bernegosiasi dengan FC Utrecht.
Pada akhirnya, Bagus resmi dilepas Barito Putera dan akan menjalani kontrak 18 bulan di FC Utrecht.
Pada Selasa (12/1/2021) kemarin, Bagus mengunggah momen saat dirinya menuntaskan pengurusan visa kerja.
"Visa kerja Belanda selesai!" tulis Bagus di Facebook (12/1/2021).
"Bismillah bismillah mohon doanya semoga saya bisa cepat berangkat," tulisnya lagi.
Bagus sendiri telah mengungkap kepindahannya ke FC Utrecht bisa terjadi berkat campur tangan Direktur Garuda Select, Dennis Wise.
"Saya sangat kaget ketika Dennis Wise menghubungi saya, suruh mengurus visa buat ke Belanda tanpa saya balik ke Indonesia," ungkap Bagus di kanal Youtube Hamka story 23 (19/12/2020).
"Pastinya Dennis Wise meyakinkan mereka untuk mendatangkan saya," tukasnya.
Baca Juga: 5 Tahun di Spanyol, Syahrian Abimanyu Cerita Perbedaan Kentara dengan Fasilitas di Indonesia