Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Pemain timnas U-19 Indonesia curhat sempat nyaris kehabisan nafas ketika mengikuti pemusatan latihan di Spanyol.
Timnas U-19 Indonesia telah menyelesaikan pemusatan latihan di Spanyol selama Januari 2021.
Meski tak ada agenda uji coba, Shin Tae-yong tetap menerapkan latihan keras untuk timnas U-19 Indonesia.
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Ada di Bandara Soetta, Hari Ini Memulai Perjalanan ke Korea Selatan
Fisik menjadi fokus utama Shin Tae-yong dan staf pelatih timnas U-19 Indonesia selama di Spanyol.
Salah satu pemain timnas U-19 Indonesia, Genta Alparedo, berbagi pengalaman selama TC di Spanyol.
Genta Alparedo dkk mengikuti latihan timnas U-19 Indonesia di Spanyol sejak 26 Desember 2020 sampai 13 Januari 2021.
Ini merupakan pertama kalinya Genta Alparedo diboyong Shin Tae-yong untuk mengikuti TC timnas U-19 Indonesia di luar negeri.
Pemain muda Semen Padang itu mengaku kesulitan bernafas setibanya di Spanyol.
Wajar saja, saat itu cuaca di Negeri Matador itu bisa dibilang sangat dingin dan berbeda iklim dengan Indonesia.
Baca Juga: Darurat Persipura, Pelatih Jacksen Tak Mau Tanggapi Drawing Piala AFC 2021 karena Tim Dibubarkan
Genta Alparedo pun harus beradaptasi terlebih dahulu dengan suhu dingin di Negeri Matador.
"Waktu pertama di Spanyol saya susah nafas karena dingin," kata Genta Alparedo dikutip Bolanas dari YouTube Semen Padang.
Genta Alparedo harus terbiasa dengan cuaca minus di Spanyol.
Adaptasi itu berjalan lancar sehingga pada hari kedua dan selanjutnya ia sudah mulai terbiasa.
Saking dinginnya, Genta Alparedo selalu menggunakan sarung tangan ketika berlatih.
Ia juga menggunakan jersey dan celana panjang agar badannya terasa hangat.
"Semuanya pakai, kalau tidak pakai itu tidak bisa latihan karena dingin," kata Genta Alparedo.
Baca Juga: Melvin Platje Diincar Klub Kampung Halaman, Potensi Adu Tajam dengan Bagus Kahfi di Liga Belanda?
Selama hampir tiga pekan di Spanyol, Genta Alparedo mengatakan fasilitas di Spanyol sangat berbeda dengan di Indonesia.
Dari segi rumputnya saja sudah terlihat berbeda sehingga mampu membuat pemain memainkan si kulit bunda dengan nyaman.
"Kalau di Jakarta lapangannya kurang bagus karena bolanya masih mantul-mantul. Sementara di Spanyol lapangannya bagus," tutup Genta Alparedo.