Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, menyayangkan kehadiran pemain naturalisasi di timnas Indonesia tak memberikan dampak positif.
Sebelumnya, Menpora berencana untuk memperketat aturan untuk naturalisasi pemain khususnya di sepak bola.
Hal ini tak terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh naturalisasi pemain.
Menurut Zainudin Amalai, naturalisasi pemain untuk timnas Indonesia dinilai tak efektif.
Kehadiran pemain naturalisasi justru dinilai dapat menghambat perkembangan pemain muda di Indonesia.
Baca Juga: Saran Pelatih Persib Bandung soal Waktu Kick-off Liga 1 2021
"Saya melihat tidak begitu efektif pemain naturalisasi untuk pembentukan timnas Indonesia," kata Zainudin Amali dikutip dari BolaSport.com, Jumat (2/7/2021).
Zainudin juga menyoroti kualitas pemain yang selama ini dinaturalisasi.
Pria berusia 59 tahun itu menilai, kualitas pemain naturalisasi tak berbeda jauh dengan pemain lokal.
"Saya sangat serius memperhatikan kualitas pemain naturalisasi itu."
"Kualitas mereka yang dinaturalisasi juga tidak terlalu berbeda dengan pemain asli kita," ucapnya.
Zainudin mengaku melihat aksi sejumlah pemain naturalisasi di Piala Menpora 2021 lalu.
Menurut Menpora, pemain naturalisasi tak bisa menjadi panutan bagi pemain lokal.
"Dan ternyata mereka belum bisa menjadi panutan bagi para pemain asli kita," ujar pria asal Gorontalo itu.
Baca Juga: Debut Tertunda, Gelandang Baru Persib Tak Sabar Jumpa Bobotoh
Lebih lanjut, ia menyebut ada pemain naturalisasi yang banyak alasan ketika dipanggil ke timnas Indoneia.
"Yang lebih mengecewakan lagi ada pemain naturalisasi yang dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia," tutur Zainudin.
"Tapi ternyata dia tidak datang dengan berbagai macam alasan dan pulang ke kampung halamannya."
"Padahal timnas Indonesia mau bertanding di luar negeri," imbuhnya.
Zainudin juga menyoroti rasa nasionalisme pemain naturalisasi yang dinilai masih kurang.
"Dia hanya sekedar bermain sepak bola saja tetapi jiwa patriotisme dan nasionalismenya rendah," ungkap Menpora.
"Ini sangat berbeda dengan pemain-pemain yang memang asli lahir, besar, dan hidupnya di Indonesia."
"Yang sudah dinaturalisasi dan bermain di Liga Indonesia saja begitu," pungkasnya.