Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Vongkhanti mengatakan bahwa LFF telah berusaha untuk mendidik para pemain tentang pengaturan skor.
Namun, himbauan LFF itu rupanya masih belum efisien untuk membrantas match fixing di Laos.
"Federasi telah secara konsisten mendidik atlet kami untuk disiplin terutama sebelum setiap kompetisi internasional," ujarnya.
Baca Juga: Sabah FC Ingkar Janji, Saddil Ramdani Kecewa Dihalangi Gabung Klub Eropa
"Tetapi jelas, para pemain ini tidak mengindahkan saran kami."
"Mereka memilih kepentingan pribadi mereka daripada negara," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal LFF, Kenya Keomany, mengisyaratkan akan ada evaluasi besar-besaran di sepak bola Laos.
Keomany mengatakan bahwa LFF akan lebih selektif dalam memilih pemain untuk timnas Laos.
"Praktek pengaturan pertandingan ini secara langsung mempengaruhi pemilihan pemain sepak bola kami untuk tim nasional kami untuk kompetisi regional dan internasional di masa depan," ungkap Keomany.
Kejadian ini sendiri bukan yang kali pertama terjadi di sepak bola Laos.
Sebelumnya, ada 15 pemain yang pernah dihukum akibat pengaturan skor.
Kejadian tersebut terjadi lima tahun lalu saat Laos berhadapan dengan Hong Kong.
Laos juga sempat dituduh "main mata" di Piala AFF 2020 lalu saat berhadapan dengan Malaysia dan timnas Indonesia.
Baca Juga: Lini Tengah Bocor Diobok-obok Persipura, Angelo Alessio Tak Akan Mainkan Ahmad Bustomi Lagi?