Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Messi Jay menyatakan level Thailand seharusnya bukan di "tempurung" Asia Tenggara, melainkan Asia.
"Saya tidak ingin terjebak di tempurung ini," ucap Chanathip dalam wawancara di kanal Youtube Fluke Family yang diterjemahkan @ThaiFootballs (19/1/2022).
"Bersenang-senang menjadi juara, berselebrasi, lalu tidak mendapat apa-apa di level Asia," sambungnya.
Untuk itu, Chanathip mendorong rekan-rekannya untuk bermain di level lebih tinggi.
Chanathip sendiri telah bermain di Liga Jepang sejak 2017 bersama Consadole Sapporo dengan mencatatkan lebih dari 100 penampilan.
Musim ini, ia memecahkan rekor transfer termahal Jepang saat ditebus Kawasaki Frontale dengan mahar Rp60,7 miliar.
"Itulah mengapa saya datang ke sini bermain di J-League," tuturnya.
"Saya ingin menjadi pemain yang lebih baik dan membantu Thailand untuk menjadi tim lebih bagus," tandasnya.
Baca Juga: Ulangi Kejayaan Piala Menpora, Sudirman Bakal Pasang Taufik Hidayat untuk Gusur Marko Simic?
Sayangnya, para pemain Thailand tampak tak menuruti seruan Chanathip.
Teerathon Bunmathan yang sempat merumput di Liga Jepang kini pulang kampung, demikian pula Sasalak Haiprakhon yang kembali dari Liga Korea Selatan.
Alih-alih, para pemain Indonesia telah memulai gelombang keberangkatan ke luar negeri.
Asnawi Mangkualam, Egy Maulana Vikri, dan Witan Sulaeman yang sudah bermain abroad tampak akan segera disusul Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga.
Baca Juga: Elkan Baggott Batal Datang, Tiga Bek Tengah Cukup untuk Ladeni Timor Leste yang Mandul di Piala AFF