Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Di satu sisi, kami bangga pemain-pemain muda binaan Persebaya jadi andalan dan selalu jadi pilihan di timnas," ujar Azrul dikutip dari Kompas.com (30/1/2022).
"Di sisi lain, kami tentu keberatan dan menolak kalau terus menerus pemain kami yang diambil paling banyak," imbuhnya.
Kesiapan pemain Persebaya untuk berlaga di level internasional memang tak lepas dari kepercayaan Aji Santoso di level Liga 1.
Aji Santoso dikenal mau menurunkan pemain muda di Liga 1 pada saat tim lain mengandalkan pemain veteran dan naturalisasi.
Sebagai contoh, tetangga terdekat Persebaya, Madura United, menampilkan skuat yang barangkali tak akan dilirik Shin Tae-yong.
Saat Madura United mengalahkan PSIS pada Jumat (28/1/2022), pelatih Fabio Lefundes cuma memainkan satu pemain lokal berusia di bawah 30 tahun, yaitu Dodi Alexvan Djin.
Selain itu, Madura United juga memiliki dua pemain naturalisasi sepuh yang turun dari bangku cadangan, yaitu Greg Nwokolo (36 tahun) dan Silvio Escobar (35).
Satu pemain naturalisais lainnya, Beto Goncalves, malah sudah berusia 41 tahun.
Satu-satunya pemain Madura United yang dipanggil timnas Indonesia adalah Ronaldo Kwateh (17), yang berasal dari Yogyakarta.
Azrul Ananda menyebut situasi demikian sebagai "lemah" dan "timpang".
"Ini menunjukkan lemah dan timpangnya sistem sepak bola Indonesia," tuturnya.
"Karena mempenalti dan merugikan tim-tim yang justru melakukan investasi dan pembinaan dengan baik."
"Sementara klub lain dengan mudah mengambil saja pemain-pemain naturalisasi dan minim investasi di pembinaan," tandasnya.
Persebaya telah menyatakan bakal menggelar kompetisi internal Liga Persebaya pada 2022.
Baca Juga: Digembosi Timnas dan Covid-19 Bukan Masalah, Persebaya Tetap Menang dengan Skuat Dadakan