Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Pelatih Persikabo menuding PT LIB tak memperhatikan kualitas Liga 1 dengan memaksakan klubnya bermain dengan 10 pemain fit.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) sedang berada dalam sorotan negatif terkait "huru-hara" di Liga 1 2021/22.
Kompetisi Liga 1 2021/22 memang sedang diterpa badai Covid-19 yang membuat sejumlah klub dilanda krisis pemain.
Dalam dua hari belakangan, Persebaya Surabaya dan Persikabo 1973 menjadi klub pesakitan setelah dipaksa bertanding dengan minim pemain.
Pada Rabu (2/2/2022), Persebaya Surabaya cuma memiliki 15 pemain dalam laga melawan PSIS Semarang.
Persebaya pada mulanya bisa menguasai pertandingan dan menciptakan sejumlah peluang, tetapi kehabisan tenaga pada babak kedua.
Dalam situasi tersebut, pelatih Aji Santoso tak melakukan pergantian pemain lantaran pemain yang tersedia tak berada dalam kondisi fit.
"Kami tidak melakukan pergantian karena saya merasa tidak ideal, jadi saya paksakan pemain bermain 90 menit," kata Aji (2/2/2022).
Baca Juga: Menepi Sejak Piala AFF 2020, Persija Ungkap Kondisi Terkini Ryuji Utomo
"Di bangku cadangan ada Akbar yang tidak pernah latihan lima hari terakhir, kemudian ada (juga) Rendi dan Dicky," imbuhnya.
Laga tersebut berakhir dengan ketidakmampuan Persebaya mencetak gol dan keengganan PSIS bermain menyerang, skor akhir 0-0.
24 jam berselang, Kamis (3/4/2022), giliran Persikabo yang menjadi "budak kompetisi" dengan kondisi lebih parah.
Sebelum laga, Persikabo mengumumkan cuma memiliki 10 pemain fit untuk menghadapi Bali United, dengan lima pemain dibebat cedera dan tujuh pemain terjangkit Covid-19.
Namun, PT LIB memerintahkan Persikabo untuk bermain lantaran pemain cedera tak bisa dijadikan alasan untuk menunda laga.
Alhasil, Persikabo menjadi bulan-bulanan Bali United yang mengincar pos puncak klasemen.
Bali United berulang kali mendapat peluang pada babak pertama, meskipun cuma menghasilkan tiga gol.
Pada babak kedua, Bali United tampak tak berminat menambah gol lagi.
Pelatih Persikabo Liestiadi menuding pemaksaan PT LIB di atas berakibat menurunnya kualitas kompetisi.
"Jadi dalam hal ini sebenarnya kami kecewa kepada PT LIB karena semangat kompetisi di kami tidak ada lagi," sesalnya (2/2/2022).
"Bagaimana bisa meningkatkan kualitas liga dengan kompetisi seperti ini," tandasnya.
PT LIB dilaporkan meminta klub untuk memainkan pemain akademi untuk menambah jumlah pemain agar Liga 1 bisa terus berlanjut.
Baca Juga: PSSI Hanya Pikirkan Jangka Pendek, Cuma 6 Pemain Timnas U-23 Bisa Tampil di Piala Dunia U-20 2023