Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas Indonesia U-23 mengulangi alibi adik-adiknya di Korea, takluk dari Pohang Steelers karena tak kuat tempo tinggi.
Tim nasional Indonesia U-23 membuktikan diri tidak lebih baik dari tim U-19 dalam hal menangani tempo tinggi tim Korea Selatan.
Timnas Indonesia U-23 baru saja menelan kekalahan berharga dari Pohang Steelers dalam laga uji coba, Sabtu (23/4/2022).
Pada laga kemarin, timnas Indonesia U-23 takluk dengan dua gol Pohang Steelers yang tercipta pada menit penghabisan.
Baca Juga: Thomas Doll Datang ke Persija Jauh Sebelum Liga 1 Dimulai, Bakal Lebih Baik dari Angelo Alessio?
Pelatih Shin Tae-yong lantas menyesalkan ketidakmampuan pemain Indonesia dalam mengatasi tekanan saat laga berlangsung cepat.
Menurut Shin Tae-yong, Garuda Muda bermain terlalu lambat sehingga amat mudah menjadi bulan-bulanan lawan.
"Kami tidak bisa imbangi tempo pertandingan, (tim) lawan umpannya cepat dengan satu sentuhan," tutur Shin di laman resmi PSSI (23/4/2022).
"Sedangkan kami tidak bisa mengejarnya."
Baca Juga: Perpanjang Kontrak Jupe, Persib Sisakan Dua Pemain dari Skuad Juara 2014
Shin Tae-yong sejatinya menurunkan tim terbaik berupa para pemain senior yang dipadukan pemain U-23.
Para pemain overaged yang diturunkan meliputi Fachruddin Aryanto, Marc Klok, Irfan Jaya, dan Ricky Kambuaya.
Dari unsur pemain U-23, terdapat nama-nama "senior" seperti Syahrian Abimanyu, Bagas Kaffa, Irfan Jauhari, hingga Ernando Ari.
"Evaluasi saya salah satunya ini soal tempo pertandingan dan waktu memberi umpan," tandasnya.
Kabar buruk bagi publik Tanah Air, poblem tersebut juga dialami oleh timnas Indonesia U-19 bulan kemarin di venue yang sama.
Pada Selasa (22/3/2022), timnas Indonesia U-19 menyerah dengan skor telak 1-5 saat menjamu Yeungnam University.
Striker timnas U-19, Ricky Pratama, mengakui ia dan rekan setimnya tak siap dengan tempo tinggi dan pressing ketat tim lawan.
"Pertandingan tadi berjalan dengan tempo yang kencang dan tinggi," ucap Ricky dikutip dari BolaSport.com (22/3/2022).
"Para pemain juga tadi kaget karena di-press dari atas, jadi kami kayak belum siap," jelasnya.
Sepak bola Indonesia tampak begitu tertinggal sehingga para pemain kaget ketika dihadapan dengan sepak bola intensitas cepat.
Tempo tinggi dalam sebuah laga ditandai dengan banyaknya aksi atau sentuhan terhadap bola dalam waktu sesingkatnya.
Dengan realita timnas U-19 dan U-23 di atas, level Liga 1 bisa dibilang sangat jauh dari level K-League.
Baca Juga: Egy-Witan Sudah Tinggalkan Slovakia, Pelatih FK Senica: Kami Akhiri Musim dengan Line Up Seadanya