Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas Indonesia U-19 meraih kemenangan perdana di Turnamen Toulon, mengalahkan torehan Egy Maulana Vikri dkk di 2017.
Timnas Indonesia U-19 besutan Dzenan Radoncic resmi masuk buku sejarah berkat kemenangan atas Ghana di Turnamen Toulon 2022.
Turnamen Toulon dianggap sebagai "miniatur" Piala Dunia, sehingga Indonesia sudah dianggap berprestasi hanya dengan berpartisipasi.
Sepanjang sejarah, timnas Indonesia U-19 juga cuma dua kali ikut serta, yaitu pada edisi 2017 dan 2022.
Pada Turnamen Toulon 2017, timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri tiga kali berlaga dengan hasil nihil poin.
Garuda Muda selalu kalah dari Skotlandia (1-2), Republik Ceska (0-2), dan Brasil (0-1).
Satu-satunya torehan positif adalah Egy Maulana Vikri dianugerahi gelar Jouer Revelation Trophee, atau pemain paling berpengaruh di tim.
Dalam timnas U-19 angkatan tersebut, terdapat dua pemain yang lantas memenangi kepindahan ke luar negeri, yaitu Egy dan Witan Sulaeman.
Melompat ke timnas U-19 angkatan sekarang, tim asuhan Dzenan Radoncic resmi melampaui rekor kakak-kakaknya.
Hokky Caraka dan kawan-kawan mengantongi kemenangan perdana di Turnamen Toulon, sesuatu yang tak bisa diraih angkatan Egy.
Pada mulanya, Garuda Muda mengawali turnamen dengan buruk saat dikalahkan Venezuela akibat gol tunggal via umpan silang.
Namun, Indonesia bisa belajar dari kesalahan pada babak kedua, sehingga tak gentar meskipun berhadapan dengan pemain tinggi besar Ghana.
Ghana justru menjadi pihak yang lebih banyak melakukan kesalahan, dan Indonesia menghukumnya lewat gol Raka Cahyana Rizky.
Dengan hasil itu, timnas U-19 bisa lebih pede menatap laga pamungkas melawan Meksiko, Minggu (5/6/2022) mendatang.
Dalam dua laga, publik Tanah Air bisa menyaksikan deretan performa impresif dari sejumlah penggawa Garuda.
Cahya Supriadi konsisten dalam menghentikan serangan lawan, dengan berbagai save melawan Venezuela dan Ghana.
Muhammad Ferarri juga menjadi bek tengah yang kapabel dalam bertahan, sekaligus menjadi jalur bangun serang karena memiliki kemampuan mengumpan.
Raka Cahyana juga mempunyai kecerdasan, sehingga bisa membaca ruang yang ditinggalkan Hokky Caraka untuk membobol Ghana.
Jika timnas U-19 angkatan 2017 yang selalu kalah di Toulon saja bisa mengekspor dua pemain ke Eropa, semestinya timnas U-19 angkatan sekarang bisa melepas pemain lebih banyak ke luar negeri.