Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Frezy Al-hudaifi sempat dikritik komentator pada laga Meksiko vs Indonesia, Garuda Muda gagal lolos ke semifinal Turnamen Toulon.
Tim nasional Indonesia U-19 perlu melakukan banyak pembenahan sebagai bahan evaluasi pasca Turnamen Toulon.
Timnas Indonesia U-19 berkesempatan menjajal tim elite dunia di Turnamen Toulon, dengan hasil tak terlalu mengecewakan.
Kemenangan atas Ghana sempat memunculkan asa, tetapi kekalahan dari Venezuela dan Meksiko membuktikan bahwa Indonesia belum berada di level teratas.
Baca Juga: Demi Kebaikan Timnas Senior, Shin Tae-yong Perlu Serahkan Timnas U-19 pada Dzenan Radoncic?
Pada laga terakhir melawan Meksiko (5/6/2022), Indonesia sejatinya datang dengan rasa optimis setelah menekuk Ghana.
Sayang, Meksiko menampilkan performa level dunia dengan tak membiarkan Indonesia menguasai bola barang sedetik.
Seringkali bola yang dikuasai Indonesia terhenti di kaki Muhammad Ferarri dan Ahmad Rusadi, dan tak ada ruang mengalirkan bola ke depan.
Sebaliknya, Meksiko juga memberikan tekanan konstan pada pertahanan Indonesia.
Striker Newcastle United Santiago Munoz selalu menjadi ancaman, demikian pula serangan dari dua sayap.
Kualitas individu pemain Indonesia dan Meksiko juga amat jomplang, dengan para penggawa Garuda Muda terlihat tak siap berlaga dalam laga berintensitas tinggi.
Satu momen yang menggambarkan perbedaan level Indonesia dan Meksiko terjadi pada babak kedua, saat Frezy Al-hudaifi membiarkan pemain Meksiko melewatinya.
Momen itu terjadi saat seorang winger Meksiko berpura-pura hendak melepas umpan silang dengan kaki kanan di tepi kotak penalti.
Frezy, dalam pengetahuan sepak bolanya yang dididik di Indonesia, melakukan "ambil sekali" dalam bentuk gerakan blocking udara.
Sayangnya, pemain Meksiko terlalu pintar sehingga membelokkan bola ke kaki kiri untuk menusuk ke dalam kotak penalti.
Frezy yang kini bermain di Bhayangkara FC diam tak menyadari aksi lawannya itu, dan baru bereaksi sesudah pemain Meksiko melewatinya.
Momen Frezy yang "membeku" itu segera dikritisi komentator Hadi Gunawan, yang tak ragu menyebut kata "bengong".
Secara keseluruhan, kualitas individu pemain Indonesia memang jauh di bawah lawan di Turnamen Toulon, lebih-lebih Piala Dunia U-20.
PSSI harus meningkatkan kualitas pembinaan usia muda di Tanah Air dengan meningkatkan kualitas pelatih, serta menggelar kompetisi berjenjang.
Dalam jangka pendek, PSSI bisa mengirim para penggawa Garuda Muda untuk berkompetisi di luar negeri, atau menaturalisasi pemain keturunan.