Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Anehnya, PSSI menyambut positif permintaan warganet yang tak didasari pertimbangan matang itu.
"Sudah menyampaikan surat lewat Sekjen (Yunus Nusi)," ucap ketua umum PSSI Mochamad Iriawan (19/7/2022).
"Mereka senang kalau kita masuk, pastinya akan kami diskusikan dengan matang ya."
"Terima kasih untuk netizen yang menyarangkan karena itu bukti kecintaan kepada tim nasional," tandasnya.
Langkah PSSI di atas perlu dikritisi, lantaran Indonesia justru berpeluang menjadi bulan-bulanan di Asia Timur.
Di Asia Timur, terdapat empat negara yang memiliki ranking FIFA di atas Indonesia.
Empat negara tersebut yaitu Hong Kong (145), Korea Utara (112), serta tiga negara raksasa China (78), Korea Selatan (28), dan Jepang (24).
Memang terdapat negara lemah seperti Taiwan (157), Makau (182), Mongolia (184), Guam (205), hingga Kepulauan Mariana Utara.
Baca Juga: Angin Segar untuk Persib Jelang Laga Pembuka Liga 1 2022-2023 kontra Bhayangkara FC
EAFF tak menyelenggarakan turnamen rutin baik di level senior maupun kelompok umur lantaran anggotanya sudah sanggup bersaing di level dunia.
Problematik bagi Indonesia, PSSI menyeriusi kepindahan ke EAFF hanya karena merasa dicurangi AFF di suatu turnamen usia muda.
Jika merujuk kasus perpindahan Australia dari OFC ke AFC pada 2006, rencana PSSI di atas barangkali hanya akan menjadi tertawaan internasional.
Australia memutuskan hijrah ke AFC lantaran "tak ada lawan" di Oseania, sehingga memerlukan iklim lebih kompetitif di Asia.
Apabila ingin menindaklanjuti perpindahan ke Asia Timur, PSSI tampak lebih dulu harus mengangkat level timnas Indonesia.
Jika menjuarai Piala AFF saja belum sanggup, PSSI berfokus bagaimana caranya agar bisa bersaing dengan Vietnam atau Thailand.
Cita-cita ingin bersanding dengan Jepang dan Korea Selatan perlu disimpan dulu.
Baca Juga: Dua Kabar Baik untuk Shin Tae-yong Jelang Mudik ke Korea Selatan