Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Terdapat perbedaan ketegasan antara AFC dan PSSI dalam menghukum klub, kasus Bali United-Persib-Persebaya menjadi contoh.
PSSI tak begitu tegas seperti AFC dalam mencegah tindakan anarkis di, terlihat dari perbedaan hukuman di Liga 1 dan Piala AFC.
PSSI sejauh ini rutin merilis daftar hukuman untuk klub yang melanggar peraturan di Liga 1, demikian pula AFC untuk kompetisi di bawah naungannya.
Bali United menjadi "pesakitan" di Piala AFC musim ini, bukan hanya di dalam lapangan, tetapi juga di luar lapangan.
Baca Juga: Kabar Pemain Abroad - Asnawi Mangkualam Antarkan Ansan Greeners Menang Telak di K-League 2
Di lapangan, tim asuhan Stefano Cugurra tersingkir setelah cuma menempati peringkat tiga Grup G meski berlaga di kandang sendiri.
Di luar blapangan, Bali United harus menerima hukuman berat dari AFC akibat tindakan sembrono yang dilakukan suporternya.
Pelanggaran serius itu dilakukan pada laga terakhir Bali United kontra Kaya FC Iloilo (30/6/2022).
"Suporter tuan rumah melepaskan sekitar 46 alat pembakar (sekitar 30 suar api, 6 bom asap, dan 10 bom kembang api) di akhir pertandingan," demikian keterangan AFC.
Baca Juga: Gerbong Senja Persib Masih Kentara, Minim Kepercayaan untuk Pemain Muda
"Suporter tuan rumah melemparkan kurang lebih 86 misil (yaitu 10 botol air terisi sebagian, 40 tisu toilet, 20 suar api, 6 bom asap, dan 10 kembang api) ke area sekitar lapangan permainan."
"Kemudian, suporter tuan rumah memasang dua spanduk yang menghina, suatu perbuatan yang tidak patut."
Bali United mendapatkan dua hukuman sekaligus akibat tiga jenis pelanggaran di atas.
Hukuman pertama berupa pembatasan maksimal 75 persen suporter tuan rumah dalam laga kandang di ajang AFC berikutnya.
Hukuman kedua tergolong lebih berat, yaitu denda 30.000 dollar atau sekitar Rp447 juta.
Hukuman jauh lebih ringan diberlakukan di Liga 1 untuk pelanggaran yang nyaris identik.
Persib Bandung mendapat sorotan saat suporternya melempari skuat Bali United sehingga tim tamu harus dilindungi polisi saat pulang.
"Terjadi pelemparan botol air mineral, botol minuman kopi, dan bongkahan es batu oleh suporter Persib Bandung ke arah tim Bali United," demikian rilis Komdis PSSI.
Suporter Persebaya Surabaya juga melakukan hal serupa saat timnya menjamu PSIS Semarang.
"Terjadi pelemparan botol air mineral dan gulungan kertas putih oleh suporter Persebaya Surabaya."
Persib dan Persebaya hanya mendapat hukuman masing-masing sebesar Rp50 juta.
Dilihat dari besaran hukuman, PSSI tampak perlu belajar dari AFC untuk menegakkan ruang aman di kompetisi yang dinaunginya.