Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tak Ada Manfaat Piala AFF untuk Pemain Sekelas Chanathip, Pemain Terbaik Thailand Lebih Pentingkan Libur Akhir Musim

By Najmul Ula, Selasa, 6 September 2022 | 13:51 WIB
Kapten Thailand, Chanathip Songkrasin, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Vietnam pada semifinal Piala AFF 2020.

BOLANAS.COM - Chanathip Songkrasin dipastikan absen di Piala AFF 2022, turnamen Asia Tenggara dinilai tak memberi manfaat bagi pemain elite Liga Jepang.

Chanathip Songkrasin tampak memutuskan sepak bola Asia Tenggara bukan lagi levelnya sehingga memutuskan tak bermain di Piala AFF 2022.

Piala AFF akan digelar untuk dua tahun beruntun pada Desember-Januari mendatang, dengan timnas Thailand difavoritkan menjadi juara.

Pada Piala AFF 2020 yang digelar Desember-Januari lalu, Chanathip Songkrasin membawa Thailand menjadi juara untuk keenam kalinya usai mengalahkan Indonesia di laga final.

Baca Juga: Revolusi Persib Dimulai dengan Sistem Tiga Bek, Luis Milla Ikut-ikutan Tren Shin Tae-yong dan Thomas Doll

Pada edisi mendatang, timnas Thailand tak akan diperkuat Chanathip, yang kini merumput bersama juara bertahan J League, Kawasaki Frontale.

Dikutip dari media Thailand, Main Stand International, Chanathip merasa memerlukan istirahat usai menjalani musim berat di Liga Jepang.

Selain itu, agenda Piala AFF 2020 kemarin juga membuatnya menjalani dua tahun penuh bermain sepak bola tanpa mendapat libur off season.

"Chanathip tidak mendapatkan istirahat dalam beberapa musim terakhir, dia ingin rehat setelah J League musim 2022 agar fit menyambut musim 2023," ujar seorang sumber kepada Main Stand (6/9/20222).

Baca Juga: Aji Santoso Benar, Liga 1 Adalah Kompetisi Terkejam Jika Melihat Roda Nasib Eduardo Almeida di Arema FC

"Chanathip meminta semua orang untuk memahami kondisinya."

Libur off season memang menjadi hak setiap pemain profesional, bahkan FIFA pun telah meregulasi hal tersebut.

Seorang pemain berhak mendapatkan libur akhir musim paling sedikit tiga pekan, dan bisa lebih lama apabila pemain dan klub menyepakati durasinya.

Di Eropa, seorang pemain bisa telat bergabung mengikuti sesi pramusim apabila membela negaranya di Euro atau Piala Dunia. 

Liverpool bahkan sempat menolak permintaan Jordan Henderson untuk berlatih lebih awal usai Piala Dunia 2018, semata demi memberi istirahat mencukupi bagi sang kapten. 

Dalam kasus Chanathip, perlu ditambahkan bahwa Thailand sudah menjadi negara superpower di Asia Tenggara, sehingga para pemain terbaik tak perlu turun gunung.

Bertanding melawan tim-tim kurcaci Asia Tenggara hanya akan membuat waktu bagi Chanathip, yang seharusnya menyimpan energi untuk melawan pemain-pemain top Liga Jepang.

"Semua turnamen regional itu tidak bermanfaat bagi klub ataupun pemain, itu hanya menguntungkan negara," ujar sumber itu lagi.

Baca Juga: Baru 4 Bulan Gabung Persib, Rachmat Irianto Akui Terkejut usai Ditunjuk Luis Milla Jadi Kapten

"Ini bukan karena Chanathip tidak mencintai negaranya, orang-orang harus paham ia tidak memiliki jeda atau liburan dalam 3-4 tahun terakhir," tandasnya.

Di Indonesia, praktik kewajiban libur itu tampak tak diterapkan apabila melihat kasus Marselino Ferdinan.

Dimulai ketika Liga 1 2021/22 berakhir, Marselino tak bisa rehat lantaran terus dipanggil timnas U-19, U-23, lalu senior.

Wonderkid berusia 17 tahun itu akhirnya "takluk" oleh cedera hamstring di Piala AFF U-19 2022, dan kini sudah disibukkan dengan jadwal Persebaya dan tim nasional hingga Piala Asia 2023 mendatang.

Baca Juga: Persija Bakal Berunding dengan PSSI, Thomas Doll Tak Ikhlas Lima Pemain 'Dicolong' Timnas Indonesia U-19

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P