Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jumlah sentuhan Witan terhitung sangat sedikit, dan ia cuma satu kali sanggup melepas tembakan dan itu pun melebar.
Witan barangkali diniatkan memainkan peran "false" nine, tapi ia begitu statis sehingga tanpa sadar bertindak sebagai "pure" nine.
Lantaran percobaan Witan sebagai penyerang tengah terbukti gagal, pelatih Marian Zimen lantas "menghukum" sang wonderkid pada laga berikutnya.
Pemain asal Palu dipaksa menonton pertandingan dari bangku cadangan, dan baru dimasukkan pada menit ke-82.
Saat Witan masuk, kubu Spartak Trnava sudah dalam keunggulan nyaman dua gol, sehingga ia bisa dikatakan dilempar dalam situasi tak kondusif.
Perubahan posisi Witan juga perlu dicatat, yakni sebagai winger kiri setelah kegagalan di area tengah pada pekan lalu.
Usai pertandingan, pelatih Marian Zimen menyesali ketidakmampuan anak asuhnya menciptakan situasi berbahaya di area gawang.
"Saya menyesali kami tidak menciptakan lebih banyak peluang mencetak gol di area terakhir di laga ini," ujar Zimen dikutip dari Sport Aktuality (11/9/2022).
"Kami dapat berbuat banyak dengan sentuhan di gawang dan (seharusnya) berbuat sesuatu di area terakhir," tandasnya.
Adapun Witan baru-baru ini menyatakan harus terus bekerja keras untuk membuktikan kepantasan bermain di Eropa.
"Saya masih perlu bekerja keras untuk meningkatkan diri setiap hari," ucap Witan (12/9/2022).
"Saya tak berpikir cukup baik di sepak bola sehingga disebut dewa (seperti Egy Maulana Vikri)," tandasnya.
Witan akan menjalani dua laga lagi di AS Trencin sebelum bergabung timnas Indonesia pada pekan depan.