Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Azrul mengindikasikan alasan pengunduran dirinya itu adalah perilaku suporter yang kelewat batas apabila hasil di lapangan tak sesuai harapan.
"Jangan-jangan semakin sulit bagi klub-klub yang punya sejarah panjang, basis suporter besar untuk berkembang karena terbebani oleh suporternya dan masa lalunya," urainya.
Kini, suporter Persebaya harus menyaksikan klubnya tak akan lagi dipimpin sosok yang membawa Bajul Ijo promosi dari Liga 2.
Di bawah Azrul Ananda, Persebaya juga rutin memproduksi pemain muda berkualitas dari akademi dan kompetisi internal.
Sosok seperti Rachmat Irianto, Rizky Ridho, hingga yang terbaru Marselino Ferdinan merupakan buah dari kebijakan manajemen yang mendahulukan pemain lokal.
Biasanya, saat suporter mendesak evaluasi, pihak yang rawan dicopot adalah sang pelatih.
Yang terjadi di Persebaya seakan berlawanan dengan arus utama di Liga 1, yakni CEO klub memilih mundur setelah melihat tuntutan (berlebihan) dari suporter.
Oleh sebab itu, pelatih Aji Santoso terlihat merasa kehilangan dengan keputusan Azrul.
"Mencari sosok seperti Pak Azrul ini tidak mudah, bahkan bisa saya bilang sangat sulit," ujar Aji dikutip dari Kompas.com (21/9/2022).
"Beliau adalah orang yang gila bola dan mengerti manajemen dengan sangat baik, beliau telah luar biasa membawa Persebaya dari Liga 2," sambungnya.
Tanpa Azrul, Aji Santoso bisa jadi tak akan mendapat CEO berikutnya yang mendukung pembinaan usia muda.
"Kalau saya sendiri berharap beliau bisa tetap di sini karena beliau sosok berkomitmen dan orang yang mempunyai pendirian bagus, serta karakter kuat," tandasnya.
Persebaya Surabaya akan berusaha keluar dari krisis dengan melawat ke Arema FC, Sabtu (1/10/2022) mendatang.