Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Shin Tae-yong amat terbantu dengan kehadiran Thomas Doll dan Luis Milla, pemain Indonesia digembleng sistem tiga bek di klub dan tim nasional.
Sepak bola Indonesia amat beruntung bisa mendapatkan Shin Tae-yong, dan kini lebih-lebih mujur lagi dengan kedatangan Thomas Doll dan Luis Milla.
Shin Tae-yong tergolong berhasil menyulap timnas Indonesia yang terpuruk pada 2019, menjadi runner-up Piala AFF dan lolos ke Piala Asia 2023.
Shin Tae-yong yang dulu "seorang diri" mengubah mentalitas pemain Indonesia, kini terbantu oleh sosok seperti Thomas Doll dan Luis Milla di level klub.
Baca Juga: Dianggap Sebagai Sosok Vital Bagi Klub, Pemegang Saham Persebaya Tolak Pengunduran Diri Azrul Ananda
Thomas Doll membesut Persija Jakarta sejak awal musim Liga 1 2022/23, sedangkan Luis Milla baru masuk ke Persib Bandung pada bulan lalu.
Berkat keberadaan Doll dan Milla, pemain Indonesia jadi mendapat gemblengan kelas dunia di klub dalam kurun harian.
Benang merah yang menyatukan Shin, Doll, dan Milla adalah mereka pelatih kelas dunia yang rela turun kasta ke Indonesia.
Setelah terjun menangani pemain dengan level lebih rendah, tiga serangkai itu juga menemukan skema yang cocok di pertandingan, yaitu tiga bek.
Shin Tae-yong mulai menerapkan sistem tiga bek di Piala AFF 2020 silam, barangkali karena melihat pertahanan Indonesia terlalu rapuh saat hanya memasang dua bek tengah.
Saat itu, trio Fachruddin Aryanto, Rizky Ridho, dan Alfeandra Dewangga membentuk pertahanan kukuh di lini belakang, terbukti dengan catatan cleansheet melawan Vietnam di fase grup.
Jika saat itu sistem tiga bek ala Shin Tae-yong terkesan hanya untuk memperkuat pertahanan, maka sejak kedatangan Doll dan Milla, sistem itu memperlihatkan keunggulan lain.
Di Persija, Doll memang menerapkan tiga bek mula-mula untuk memperkuat fase defensif, tapi itu menimbulkan efek lain berupa serangan yang lebih variatif.
Dengan sistem ini, dua wingback bisa bergerak jauh ke depan menjadi winger (seperti Asnawi Mangkualam di Ansan Greeners).
Keuntungan lebih besar didapat bek tengah di dua sisi, dalam hal ini Hansamu Yama dan Muhammad Ferarri di Persija.
Saat menyerang dari sisi kanan, Ferarri akan bergerak maju menjadi gelandang tambahan, atau bek sayap lapis kedua di belakang Frengky Missa atau Riko Simanjuntak.
Hal yang sama berlaku untuk Hansamu Yama apabila Persija menyerang dari sisi kiri.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Persib, Luis Milla Dapat 2 Amunisi Tambahan Jelang Jumpa Persija
Luis Milla juga melakukan hal serupa di Persib, dengan Rachmat Irianto menerima manfaat terbesar dari sistem ini.
Irianto dipasang sebagai gelandang oleh Shin Tae-yong meski berposisi asli bek tengah.
Dalam sistem tiga bek, Irianto bisa memanfaatkan kemampuan defensif sekaligus memamerkan aksi ofensif.
Irianto dipasang oleh Milla sebagai right centerback (sama seperti Ferarri di Persija), yang terbukti bisa mengeluarkan potensi terbaiknya.
Bukti paling jelas terlihat dari gol ketiga Persib ke gawang Rans Nusantara FC (16/9/2022), yang tercipta berkat pergerakan ofensif Irianto di sayap kanan.
Perlu dicatat, apa yang dilakukan Doll dan Milla tidak hanya berdampak positif bagi pemain Persija dan Persib semata.
Bisa dilihat dalam laga Persija kontra Madura United, klub yang disebut terakhir ikut-ikutan memakai formasi tiga bek untuk menandingi keunggulan jumlah striker klub pertama.
Dampaknya, Fachruddin Aryanto mendapat bekal bermain di sistem ini, sekaligus menghadapi tim dengan taktik serupa.
Liga 1 2022/23 tampak telah berada di jalur yang tepat dalam memproduksi pemain berkualitas, sehingga Shin Tae-yong bekerja lebih mudah di timnas Indonesia.