Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Sepak Bola Indonesia kembali berduka setelah terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Kepanjen, Kabupaten Malang usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Laga ini sendiri berakhir dengan kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Kekalahan ini membuat suporter Arema FC meluapkan kekecewaan mereka terhadap tim kebangaanya.
Dilansir BolaNas dari Kompas.com, sejumlah oknum suporter Arema FC meloncati pagar pembatas dan masuk ke lapangan saat laga usai.
Aksi sejumlah oknum itu langsung diikuti oleh suporter lainnya yang berhamburan ke lapangan.
Banyaknya jumlah suporter yang masuk ke lapangan sempat membuat pihak keamanan kewalahan.
Situasi semakin memanas ketika pihak keamaan menembakkan gas air mata ke arah tribune penonton.
Kejadian ini menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, memberi keterangan bahwa ada 127 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruan.
Tak hanya suporter, dua polisi juga dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ungkap Nico dilansir dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022).
Nico menjelaskan bahwa ada 34 korban yang meninggal dunia di Sadion Kanjuruahan.
Sementara itu, sisanya meninggal dunia di rumah sakit.
Polisi juga mencatat ada 180 orang yang mengalami luka-luka dan masih dirawat di rumah sakit.
Selain itu, sejumlah mobil miliki kepolisan juga rusak berat akibat menjadi sasaran amukan massa.
Dikutip dari Priceonomics, tragedi Kanjuruhan menjadi nomor dua paling kelam di sejarah sepak bola dunia.
Insiden paling banyak menelan korban jiwa di sepak bola dunia terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964 lalu dan menewaskan 328 orang.
Ya Allah nomor 3 teratas di dunia ???? pic.twitter.com/nsmlxg4ArC
— Extra Time Indonesia (@idextratime) October 1, 2022
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, turut menyangkan tragedi Kanjuruhan ini.
"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan," kata Iriawan dikutip dari laman resmi PSSI.
"Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut."
"Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," sambungnya.
Buntut dari insiden ini, PSSI memutuskan untuk meliburkan semetara kompetisi Liga 1 2022-2023.
Pria yang akrab disapa iwan Bule itu mengatakan Liga 1 akan berhenti selama satu pekan.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan," pungkasnya.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - Kalahkan Madura United, Borneo FC Ambil Alih Puncak Klasemen