Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sepak Bola Inggris Berubah Total Usai Tragedi Hillsborough, Bisa Apa PSSI Usai Peristiwa Mencekam di Kanjuruhan?

By Najmul Ula, Minggu, 2 Oktober 2022 | 17:12 WIB
Monumen peringatan Tragedi Hillsborough

BOLANAS.COM - Sepak bola Inggris berubah total setelah belajar dari peristiwa tragis Hillsborough, PSSI harus melakukan hal serupa usai tragedi Kanjuruhan.

Sepak bola Inggris pernah berada di posisi Indonesia, merujuk korban jiwa yang ditimbulkan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.

Sebanyak paling tidak 130 orang meninggal dunia usai pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2023) malam tadi.

Peristiwa semalam dipicu oleh kerumunan suporter Arema FC yang memasuki lapangan usai timnya kalah, lalu direspons tembakan gas air mata oleh aparat.

Baca Juga: Comeback Usai Absen 1 bulan, Bahasa Tubuh Asnawi Paling 'Tidak Niat' dan Sebabkan Ansan Greeners Dihukum Penalti

Pada 15 April 1989, sepak bola Inggris berduka akibat 96 orang meninggal dunia dalam laga Liverpool kontra Nottingham Forest di Stadion Hillsborough.

Penyelidikan independen yang dilakukan Lord Justice Taylor kemudian mengungkap bencana itu terjadi akibat "kegagalan kontrol oleh polisi".

Tragedi Hillsborough itu menjadi sekuel akhir dari tiga insiden berdarah di stadion yang melibatkan klub Inggris.

Sebelumnya, tragedi kebakaran Stadion Bradford pada 11 Mei 1985 memakan 56 korban jiwa, disusul tragedi Heysel tiga pekan kemudian yang membuat 39 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Dzenan Radoncic Mundur dari Timnas Indonesia, PSSI Buka Lowongan Asisten Baru untuk Shin Tae-yong

Kembali ke Hillsborough, laporan penyelidikan dari Lord Justice Taylor menelurkan sejumlah rekomendasi yang mengubah sepak bola Inggris.

Stadion-stadion di Inggris sejak saat itu diharuskan menghapus pagar di tribun, serta diwajibkan memasang kursi di seluruh tribun.

Penghapusan pagar bertujuan untuk membuat suporter dapat berlari ke area teraman di stadion (lapangan) apabila terjadi sesuatu di tribun.

Pemasangan kursi bertujuan menghilangkan tribun berdiri yang memicu kelebihan kapasitas yang menyebabkan suporter berdesak-desakan.

Ironis bagi Indonesia, hal-hal yang disampaikan Lord Justice Taylor itulah yang menjadi penyebab kematian ratusan suporter di stadion.

Panitia mencetak 42 ribu tiket, padahal kapasitas stadion cuma 38 ribu, yang menyebabkan kapasitas berlebih dan penonton berdesak-desakan.

Demikian pula, polisi yang menyebabkan korban jiwa di Hillsborough, kini menjadi aktor utama penonton panik di tribun Kanjuruhan akibat gas air mata. 

Jika saja Stadion Kanjuruhan dipasang kursi di seluruh tribun, bakal lebih mudah bagi pihak berwenang untuk mengawasi jumlah tiket tercetak.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Asia U-17 - Hasil Melawan Juru Kunci Tak Akan Dihitung, Timnas U-16 Tak Perlu Ngotot Jumpa Guam?

PSSI harus melakukan reformasi besar-besaran dalam penyelengaraan pertandingan apabila Liga 1 hendak dilanjutkan.

Pihak kepolisian juga harus memastikan tak ada gas air mata yang dilepaskan saat meredakan situasi tak terkontrol di tribun.

Sementara itu di Malang, Jumlah korban meninggal dilaporkan bertambah melebihi angka 200 orang.

Baca Juga: Thomas Doll Sedih Timnya Harus Naik Tank, Ia Tak Tahu Tragedi Sedang Terjadi di Kanjuruhan Saat Ia Bicara

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P