Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Tangis pemain dan staf pelatih Arema FC pecah ketika melakukan tabur bunga di Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (3/10/2022).
Duka mendalam tengah menyelimuti Arema FC akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Dilaporkan 127 orang meninggal dunia setelah menyaksikan laga Arema FC versus Persebaya Surabaya.
Pertandingan yang berkesudahan dengan skor 2-3 itu dimenangi oleh tim tamu Persebaya Surabaya.
Baca Juga: Komnas HAM Singgung Dugaan Gas Air Mata Kedaluwarsa saat Tragedi Kanjuruhan
Kekalahan di kandang sendiri membuat suporter Arema, Aremania, murka hingga masuk ke tengah lapangan pascapertandingan.
Bentrokan pun tak terelakkan antara suporter dengan aparat keamanan.
Hingga akhirnya tim keamanan memutuskan untuk menembakkan gas air mata ke tribune penonton.
Sontak hal itu memicu kerumunan yang hendak keluar dari stadion berkapasitas 38 ribu penonton tersebut.
Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan versi Data Polri, Satu Jenazah Belum Teridentifikasi
Akibatnya terjadi desak-desakan antarsuporter yang menyebabkan beberapa diantaranya meninggal dunia.
Selain itu, efek paparan gas air mata juga menjadi penyebab meninggalnya suporter Arema FC.
Lalu lalang ambulance meramaikan Kabupaten Malang hingga Minggu (2/10/2022) dini hari WIB.
Pada Senin (3/10/2022), ofisial Arema FC kembali ke stadion untuk melakukan tabur bunga untuk mengenang ratusan korban akibat kerusuhan tersebut.
Dengan dipimpin oleh Javier Roca, para pemain dan ofisial memanjatkan doa di depan Tugu Singa.
Kemudian dilanjutkan dengan memasuki Stadion Kanjuruhan yang diiringi tangis pemain dan staf pelatih.
Dua legenda hidup Arema FC, Jihan Alfarizie dan Dendi Santoso, tak kuasa menahan tangis di dalam lapangan.
Manajer Arema FC, Ali Rifki, menyatakan pihaknya menyerahkan keputusan tim penyelidik.
Saat ini manajemen Arema FC fokus untuk membantu keluarga korban.
"Kami pasrahkan penyelidikannya ke pemerintah. Kami dari manajemen fokusnya ke keluarga korban, melihat yang lagi sakit memberikan semangat, bantuan, apa pun yang dibutuhkan," kata Ali Rifki dikutip dari Antara News.
Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, juga mengungkapkan kesedihan saat sesi konferensi pers.
Pria yang akrab disapa Juragan 99 itu mengaku syok dan sedih dengan insiden yang menimpa suporter Arema FC, Aremania.
Baca Juga: Melihat Sendiri Empat Orang Meregang Nyawa di Ruang Ganti, Javier Roca: Polisi Melampaui Batas!
"Bahkan para pemain ikut menggotong dan memberi pertolongan kepada suporter. Mereka ikut menyaksikan suporter meninggal," kata Gilang dengan terisak.
Usai kegiatan tabur bunga, Gilang beserta jajaran manajemen melayat ke rumah korban guna memberikan bantuan dan dukungan.
"Kami datang memberikan bantuan, santunan dan semangat kepada mereka. Saya siap memberikan bantuan, santunan, meskipun itu tidak akan bisa mengembalikan nyawa korban," tutur Gilang.
Selain 127 korban meninggal dunia, masih ada 300-an korban lainnya yang mengalami luka baik ringan maupun berat.
Kejadian ini benar-benar memukul PSSI yang selama ini menjadi penanggungjawab digelarnya kompetisi sepak bola di Indonesia.
Federasi sepak bola Indonesia itu memutuskan untuk menghentikan Liga 1 sampai waktu yang tak ditentukan.
Terbaru, PSSI bahkan menghentikan Liga 2 selama kurang lebih dua pekan ke depan.
"Semua tim menyetujui (penundaan Liga 2). Sama sekali tidak ada yang keberatan," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Yunus menyebut pihaknya menunggu keputusan dari tim investigasi terkait kelanjutan Liga Indonesia.
"Kami menunggu hasil dari tim investigasi dan arahan pemerintah kepada PT LIB terkait kelanjutan kompetisi," tutupnya.