Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Iwan Bule tak akan memenuhi permintaan mundur dari posisi ketua umum PSSI, ia mengirim salam pada netizen.
Ketua umum PSSI Mochamad Iriawan berpotensi memancing amarah netizen dengan pernyataan terbaru terkait tragedi Kanjuruhan.
Mochamad Iriawan sedang disorot negatif oleh publik Indonesia lantaran statusnya sebagai ketum PSSI yang secara tidak langsung bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan.
Pensiunan polisi berjuluk Iwan Bule itu belakangan mengirim salam balik sambil tertawa kepada netizen yang menuntutnya mundur.
Baca Juga: Persib Tetap Gelar Latihan di Tengah Situasi Duka, Luis Milla Angkat Bicara
Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan terjadi setelah pertandingan Liga 1 2022/23 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya.
Korban meninggal dunia menurut angka terbaru versi pemerintah adalah 131 orang, dengan jumlah sebenarnya dipercayai lebih dari itu.
Iwan Bule secara khusus diminta mundur oleh publik karena PSSI menunjukkan gelagat cuci tangan atas tragedi Kanjuruhan.
PSSI mengklaim menemukan 42 botol miras di area Stadion Kanjuruhan, yang disinyalir merupakan bentuk pelimpahan kesalahan pada suporter.
Selain itu, publik juga gerah dengan sikap Iwan Bule yang selalu menampakkan diri saat timnas Indonesia berprestasi, tetapi menghilang saat ditimpa kabar duka.
Saat ditanyai mengenai tanggung jawabnya terhadap tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule menjelaskan ia cukup datang ke Malang, bukan mengundurkan diri.
"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah sekarang (di Malang)," tegas Iwan Bule dikutip dari Kompas.com (4/10/2022).
"Ini bentuk pertanggungjawaban saya sebagai ketua umum," tegasnya lagi.
Pria yang sudah menyatakan ingin maju di Pilkada Jawa Barat itu bahkan seperti menantang balik netizen.
Kompas.com melansir Iwan Bule mengucapkan salam balik kepada netizen sambil tertawa.
"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja ... (Saya berada) di Malang sampai selesai," ujarnya.
"Salam buat netizen ya (sambil tertawa)," pungkas Iwan Bule.
PSSI sejauh ini melokalisir tanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan terhadap panitia pelaksana pertandingan.
Ketua panitia pelaksana dan ketua keamanan pertandingan telah disanksi seumur hidup, dengan pihak Arema FC dihukum Rp250 juta.
Baca Juga: Liga Champions' Asean Bergulir Lagi di 2023, Indonesia Dapat Jatah Dua Klub