Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Manajemen Arema FC mengaku belum menentukan kandang baru jelang lanjutan Liga 1 2022/2023 usai dilarang main di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Arema FC masih dalam masa hukuman akibat tragedi meninggalnya 135 korban di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Sesuai hasil sidan Komite Disiplin PSSI, Arema FC dijatuhi hukuman larangan bermain di Stadion Kanjuruhan, Malang, sampai musim berakhir.
"Kepada klub Arema FC dan panitia pelaksananya keputusannya adalah dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah."
"Dan harus dilaksanakan di tempat yang jauh dari homebase Malang. Kemudian itu jaraknya 210 kilometer dari lokasi," ucap Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, Selasa (4/10/2022).
Baca Juga: Agenda Kongres Luar Biasa Menggantung, Surat PSSI 'Macet' di FIFA
Hingga kini, Arema FC belum menentukan venue atau stadion yang akan dijadikan kandang pada lanjutan Liga 1 2022/2023.
Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto, menyebut pihaknya masih berupaya mencari venue untuk skuad Singo Edan.
"Kepastian dimana venue Arema FC setelah mendapatkan hukuman dari Komdis PSSI pasca tragedi Kanjuruhan tentu akan segera dipastikan," kata Tatang dikutip Bolanas dari Tribun Jatim.
Baca Juga: Luis Milla Pagari Persib Bandung, Tak Ada Niat Tantang Tim Luar Negeri
Venue untuk Arema FC rencananya baru akan ditentukan setelah ada kepastian format kompetisi Liga 1.
Mengingat sempat muncul wacana bahwa Liga 1 akan kembali menerapkan sistem bubble seperti ketika pandemi Covid-19.
"Menunggu keputusan format kelanjutan kompetisi nanti seperti apa," ucap Tatang.
Arema FC saat ini juga masih menunggu kepastian soal tanggal kick-off Liga 1 kapan bergulir.
Baca Juga: Merasa Dirugikan, 3 Pelatih Tolak Lanjutan Liga 1 Gunakan Sistem Bubble
Ada tiga opsi lanjutan Liga 1 yakni 18 November, 25 November dan paling lambat 2 Desember 2022.
Tak hanya itu, format kompetisi juga masih menjadi pembahasan, yaitu menggunakan skema home away atau centralized bubble.
"Dua hal tersebut (home away atau centralized bubble) masih menjadi bahasan. Namun kami yakin hal ini akan segera dipastikan secepatnya," ujar Tatang mengakhiri.