Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Supaya teknologi tersebut dapat disinkronisasi dengan VAR, bola tersebut ternyata harus diisi daya, atau dicas.
Hal tersebut diungkap oleh jurnalis Joe Pompliano melalui Twitter pribadinya.
"Piala Dunia mengenalkan bola baru tahun ini dengan sensor yang mengumpulkan data posisi spatial secara langsung untuk membuat review offside (atau momen lain) lebih akurat," demikian tulis Joe (1/12/2022).
"Tapi (bola) itu butuh dicas sebelum pertandingan!"
Joe Pompliano juga mengungkap bola Piala Dunia tersebut ternyata dilengkapi baterai kecil.
Fun Fact: The World Cup introduced a new ball this year with a sensor that collects spatial positioning data in real-time to make offside reviews more accurate.But it needs to be charged before each match ???? pic.twitter.com/plbNz0VmSq
— Joe Pompliano (@JoePompliano) November 30, 2022
"Sensor itu disokong oleh baterai kecil, yang bisa bertahan enam jam penggunaan atau 18 hari ketika tidak digunakan," jelas Joe.
"SEnsor itu hanya memiliki berat 14 gram, dan sistem backend secara otomatis berganti (tanpa intervensi manusia) ketika bola baru digunakan," imbuhnya.
Dengan keberadaan teknologi tersebut, tak heran jika review VAR pada edisi kali ini tergolong minim kontroversi dan tampak lebih cepat.
Baca Juga: Ketimbang Pasang Spasojevic di Piala AFF, Lebih Logis Percayai Witan Sulaeman Jadi False 9?
Bagaimanapun, insiden Jepang semalam ternyata tak menggunakan teknologi dalam menentukan bola di dalam atau diluar.
Dilansir dari The Athletic, teknologi garis gawang sejatinya hanya dipasang di garis gawang itu sendiri, sehingga dalam kasus semalam, pengambilan keputusan dilakukan dengan mata telanjang.
Namun FIFA sejauh ini tak merilis gambar penentu bola di dalam lapangan, sehingga publik hanya berdebat dengan gambar fotografer yang penuh multitafsir.