Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Arema FC yang diperkuatnya musim ini merupakan klub ketiga beruntun dalam tiga musim, yang menandakan tak ada kontinuitas dalam kariernya.
Di Arema FC pun, Evan yang sudah berusia 27 tahun cuma satu kali bermain penuh dan lebih banyak duduk di bench.
Sementara itu di belahan dunia lain, Hwang Hee Chan menggunakan kekalahan di Stadion GBK sembilan tahun silam untuk meloncat ke kancah lebih tinggi.
Ia berturut-turut membela Red Bull Salzburg, FC Liefering, Hamburg SV, dan RB Leipzig sebelum dipinang Wolverhampton di Premier League.
Semalam, Hwang menjadi pahlawan Korea Selatan dalam menundukkan Portugal yang diperkuat Cristiano Ronaldo di laga terakhir Grup H Piala Dunia 2022.
Finishing Hwang memastikan Korsel memperoleh tiga poin dan mengangkangi Uruguay untuk melaju sebagai runner-up.
Di media sosial, publik Indonesia langsung merubung Evan Dimas untuk menyindirnya.
"Inf Hwang Hee Chan breyy," tulis @wannabefakboyy (3/12/2022) dalam unggahan yang tak ada sangkut pautnya dengan Piala Dunia 2022.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Izin Polri Segera Turun, Liga 1 Rencana Dimulai 5 Desember 2022
"Hwang Hee Chan wes mlebu 16 besar Pildun, lah kon kok jek pancet ae ng kene ng Malang sisan," timpal @hanapikipli.
(Hwang Hee Chan sudah masuk 16 besar Pildun, lah kamu kok masih mentok di sini di Malang juga).
Mentoknya karier Evan Dimas bisa dibilang sebagai kombinasi suramnya kompetisi Liga 1 dan sang pemain yang kurang bekerja keras dan tak mau keluar dari zona nyaman.
Fenomena Evan Dimas tersebut sebaiknya tak diulangi generasi berikutnya, yang mulai berani abroad seperti Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan.
Baca Juga: Liga 1 Resmi Dimulai 5 Desember, Para Pemain Terbaik Telanjur Dilepas ke Timnas Indonesia