Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas Indonesia kini menjadi tim lebih baik dibanding Thailand dan Vietnam, perkembangan pesat sejak laga debut Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong membuktikan tangan dinginnya mengubah timnas Indonesia yang terpuruk menjadi tim yang setara tim top Asia Tenggara.
Perkembangan signifikan timnas Indonesia dapat dilihat di Piala AFF 2022, terutama saat pertandingan melawan Thailand dan Vietnam.
Pada dua laga melawan Thailand dan Vietnam tersebut, timnas Indonesia menjadi tim "pemenang" jika melihat jumlah peluang.
Kondisi itu sangat berbeda dibanding turnamen debut Shin Tae-yong bareng timnas Indonesia, yaitu Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Pada Juni 2021 silam, Shin Tae-yong melatih skuat Garuda yang tak ditempa kompetisi selama 1,5 tahun.
Selain itu, Indonesia juga sedang menjadi juru kunci grup kualifikasi tersebut dengan tak pernah menang di era Simon McMenemy.
Shin Tae-yong bisa menghadirkan keajaiban dengan menahan imbang Thailand dengan skor 2-2, tetapi rendahnya level Indonesia terlihat pada laga kontra Vietnam.
Baca Juga: Park Hang-seo Sebut Vietnam Lebih Kuat, Padahal Kalah Peluang dan Satu Pemain Harusnya Dikartu Merah
Pada 7 Juni 2021, Vietnam yang di puncak performa di tangan Park Hang-seo menggulung Merah Putih dengan skor 4-0.
Selain jumlah gol yang bersarang di gawang Nadeo Argawinata, Indonesia juga terpuruk secara permainan karena cuma bisa memakai pemain seadanya.
1,5 tahun berselang, Shin Tae-yong melakukan banyak perubahan di timnas Indonesia, dimulai dari pemilihan pemain hingga penentuan taktik.
Pelatih asal Korea Selatan itu kini bisa mengandalkan pemain naturalisasi, serta mengenalkan skema tiga bek untuk membendung tim lebih kuat.
Setelah tahun lalu menjadi runner-up Piala AFF 2020, timnas Indonesia kini bermain lebih ciamik di Piala AFF 2022 guna merebut target juara.
Indikator perkembangan Indonesia bisa dilihat dari dua laga "sesungguhnya" melawan Thailand dan Vietnam.
Dalam dua laga tersebut, Indonesia memang membiarkan lawan menguasai bola lebih banyak, tetapi bisa dibilang menjadi penguasa pertandingan.
Lewat sepak bola reaktif menggunakan pressing tinggi dan counter attack, Indonesia bisa merepotkan Thailand dan Vietnam.
Saat melawan Thailand, Indonesia membatasi shot on target tim lawan hingga satu, yang sayangnya itulah yang membobol gawang Nadeo.
Di luar gol tersebut, Indonesia bisa mendekati gawang Thailand lebih sering, seperti dua kali momen Witan Sulaeman di babak pertama.
Berlanjut di laga melawan Vietnam, Indonesia kembali bermain menunggu dan tetap bisa menjadi yang terbaik di antara dua tim yang bertanding.
Indonesia bisa mengancam lewat pergerakan cair Marselino Ferdinan, Dendy Sulistyawan, dan Yakob Sayuri, dan Vietnam beruntung tak dihukum penalti dan tak dikartu merah.
Permainan menjanjikan melawan dua tim terbaik Asia Tenggara itu bisa membuktikan Indonesia berkembang pesat di tangan Shin Tae-yong.
Masalah mampu merebut trofi atau tidak, sebaiknya tidak dipermasalahkan.