Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebelumnya, La Nyalla sudah pernah menjabat sebagai Ketum PSSI pada tahun 2015 lalu.
Namun, saat itu kepengurusan PSSI tidak diakui oleh Menpora, Imam Nahrawi.
"Pada saat saya dilantik oleh FIFA, saat itu juga saya mendapatkan surat pembekuan dari Menpora Imam Nahrawi," tutur La Nyalla.
"Dari sana akhirnya kami berjuang sampai menang di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara."
"Tapi ternyata ada kejadian luar biasa yang merasa dikriminalisasi dan akhirnya saya masuk di dalam tahanan katanya kasus korupsi hibah Kamar Dagang dan Industri Indonesia."
Situasi tersebut membuat La Nyalla merasa masih mempunyai hutang kepada sepak bola Indonesia.
"Dari sini saya berangkat karena saya masih punya hutang untuk menyelesaikan tugas-tugas saya," ujarnya.
Sejatinya La Nyalla juga sudah sempat nyalon Ketum PSSI untuk periode 2019-2023 lalu.
Namun, saat itu La Nyalla kalah dari Mochamad Iriawan.
"Karena di sana sudah ada calon Pak Mochamad Iriawan, saya menganggap itu sudah cukup kridibel."
"Dan saya terpanggil karena sudah waktunya kami melihat bahwa sudah waktunya saya harus membayar hutang saya."
"Dulu saya diberi amanah oleh 94 voters PSSI dan akhirnya saya sekarang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI," tandasnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Gagal Lagi di Piala AFF, Exco PSSI Dukung Tagar #STYOut