Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Shin Tae-yong menjelaskan faktor tersebut sebagai salah satu penyebab kekalahan Indonesia dalam kolomnya di media Korea Selatan, Naver.
"Bukan alasan, tapi faktor terbesar adalah lapangan Vietnam," tulis Shin (15/1/2023).
"Pantulannya (bola) berbeda, bola seharusnya memantul tapi malah seperti terikat di rumput," jelasnya.
Gol pertama Vietnam memang berasal dari situasi awkward kala bola memantul di belakang garis pertahanan, dibarengi canggungnya Nadeo Argawinata.
Pada saat kiper lainnya akan merangsek untuk membuang bola, Nadeo justru berdiam di gawangnya sehingga penyerang Vietnam leluasa menembak.
"Vietnam tahu (lapangan ini) lebih baik, mereka terus melepaskan umpan lambung di belakang pertahanan terakhir," urai Shin.
"Kami tidak bisa mengatasi upaya itu," tandasnya.
Perkataan Shin Tae-yong diamini Mano Polking yang membawa Thailand menyambangi stadion itu di babak final.
Baca Juga: Bursa Transfer Januari - Dua Pemain Abroad Belum Umumkan Klub Baru Usai Gagal di Piala AFF 2022
Bedanya, Thailand dapat membawa pulang skor 2-2 untuk menjaga keyakinan mempertahankan trofi juara.
"Saya ingat bahwa dibandingkan terakhir kali Thailand bermain di sini di SEA Games 2021," tutur Polking (12/1/2023).
"Rumput di Stadion My Dinh tidak lagi hijau," tukasnya.