Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seperti diketahui, Arema FC mendapatkan hukuman larangan bermain di Stadion Kanjuruhan serta tak dibolehkan dihadiri penonton.
Sejauh ini pihak klub sudah berencana pindah ke Bali, Magelang, Bantul, Boyolali, hingga Semarang.
Namun rencana pindah ke lima kota itu selalu kandas karena penolakan suporter setempat, utamanya karena mereka menganggap Arema FC adalah biang Tragedi Kanjuruhan.
Ditolak di berbagai kota, Arema FC tak memiliki nasib lebih baik di kota sendiri.
Suporter fanatik Aremania kini berbalik memusuhi klub kesayangannya setelah melihat sikap manajemen menyikapi peradilan pasca tragedi.
"Klub seolah tanpa dosa dengan sepenuh hati melanjutkan kompetisi kembali, meninggalkan empati seolah tragedi ini tidak pernah terjadi," ujar salah satu Aremania dilansir dari Kompas.com (15/1/2023).
"Arek Malang berjuang sendiri, klubnya tak peduli," sambungnya.
Ribuan Arema FC mengepung kantor Arema FC di Jalan Mayjend Pandjaitan, Minggu (15/1/2023), untuk memberi ultimatum pada klub.
Baca Juga: Wajah Datar Theerathon Usai Amankan Trofi, Juara Piala AFF Terlalu Biasa Bagi Pemain Thailand
Aremania meminta pihak klub untuk membubarkan klub dan menarik diri dari Liga 1 musim ini, dan berfokus mengawal proses pengadilan.
"Menuntut Arema FC atau PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia selaku klub untuk mundur dari kompetisi," demikian bunyi poin pertama sikap Aremania.
"Menolak segala aktivitas klub PT AABBI atau Arema FC sebagai salah satu yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan untuk beraktivitas di Malang Raya."
"Mendesak PT AABBI atau Arema FC sebagai subyek hukum korporasi untuk ikut berpartisipasi usut tuntas Tragedi Kanjuruhan."
Adapun pihak yang disalahkan, Iwan Budianto, telah melepaskan jabatan di PSSI dan tak mau mencalonkan lagi.