Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Marselino Ferdinan menjadi pemain terbaru yang mencoba peruntungan di Eropa, terdapat satu posisi di mana Indonesia tak pernah mengekspor pemain.
Kepindahan Marselino Ferdinan ke Liga Belgia sekali lagi menyoroti kurangnya Indonesia memiliki pemain berkualitas di posisi kiper.
Marselino Ferdinan merupakan gelandang kesekian yang dimiliki Indonesia, yang memiliki kualitas cukup mumpuni untuk direkrut klub Eropa.
Di posisi lain, timnas Indonesia juga bergantian memiliki pemain yang direkrut klub luar negeri.
Baca Juga: Marselino Ferdinan Dirumorkan Gabung Klub Belgia, Sang Agen Buka Suara
Dimulai dari bek tengah, terdapat Ryuji Utomo dan Achmad Jufriyanto yang pernah bermain reguler di klub Liga Malaysia (Penang FC dan Kuala Lumpur FA).
Selain itu, terdapat Rudolof Yanto Basna yang mencoba peruntungan di Thailand, serta Dedy Gusmawan di Myanmar.
Di posisi bek sayap, saat ini malah pemain utama timnas Indonesia sedang berkarier di Korea Selatan dan Jepang, yaitu Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan.
Di posisi gelandang, terdapat Dedi Kusnandar yang pernah menjadi andalan Sabah FC, jauh sebelum Saddil Ramdani tiba di klub itu.
Baca Juga: Persebaya Vs Bhayangkara Jadi Laga Perpisahan Marselino Ferdinan, Klub Belgia Sodorkan Kontrak
Indonesia memiliki stok melimpah di sektor gelandang serang dan winger untuk dikirim ke luar negeri, seperti Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, hingga Saddil Ramdani.
Bahkan di posisi striker yang dibilang langka, Indonesia memiliki Bagus Kahfi yang sudah "teruji" di sepak bola Eropa bareng FC Utrecht dan Asteras Tripolis.
Semua nama di atas belum menghitung nama yang muncul di bawah radar, juga tak memasukkan pemain naturalisasi atau blasteran.
Dari daftar di atas terkuak bahwa tak ada kiper Indonesia yang cukup berani untuk bersaing di luar zona nyaman, biarpun secara kualitas barangkali bisa bersaing.
Pelatih kiper Persib Bandung asal Brasil, Luizinho Passos, pernah menyebut kiper Indonesia sejatinya dapat diadu dengan kiper negara seberang.
"Indonesia punya kiper hebat. Saya suka kiper Indonesia. Saya pikir mereka memiliki peluang untuk bermain di klub luar negeri," ujar Luizinho (13/5/2020).
"Untuk sekarang contohnya seperti Nadeo (Argawinata), (Muhammad) Ridho, di Persib ada Teja (Paku Alam), mereka punya peluang untuk bisa bermain di tim-tim luar negeri," urainya.
Praktis kali terakhir Indonesia mempunyai kiper "abroad" adalah pada musim 1996/97, saat Kurnia Sandy bermain di Sampdoria.
Baca Juga: Zona Nyaman dan Alasan Keluarga, Sabah FC Berhasil Pertahankan Saddil Ramdani dari Godaan Klub Eropa
Saat itu, Kurnia Sandy baru "lulus" dari tim Indonesia Primavera yang dikirim PSSI untuk berguru di Italia.
Padahal, ketersingkiran timnas Indonesia di Piala AFF 2022 juga salah satunya disebabkan error kiper, yaitu proses gol pertama Vietnam di leg kedua semifinal.
Saat itu, kiper juara Liga 1 Nadeo Argawinata berdiam di garis gawang saat seharusnya menyapu bola yang mengarah ke belakang para bek.
Seorang kiper yang ditempa oleh kompetisi lebih tinggi di luar negeri barangkali akan mengamankan bola tersebut, dan Indonesia dalam posisi lebih baik untuk mengalahkan Vietnam.
Kini, tinggal berharap para kiper elite di Liga 1 untuk mencoba bermain di kompetisi lebih sehat dan kompetitif di luar negeri.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - Adu Taktik Pelatih Jebolan Liga Malaysia, Persis Solo Sama Kuat dengan Persikabo