Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Karena sampai sekarang di klub Eropa dan Amerika, klub yang menggaji pemain, mungkin di Korea Selatan agak berbeda," tandasnya.
Shin Tae-yong tak berkenan dengan ucapan koleganya itu, dan dengan senang hati membalas perang kata-kata itu.
"Kalau saya tidak paham sepak bola, bagaimana bisa menjadi pelatih di Piala Dunia dan bagaimana bisa menjadi pelatih timnas Indonesia juga?" ucap Shin (3/2/2023).
"Jadi, jika pelatih Persija bicara seperti itu dengan mencari keuntungan sendiri, ya sebenarnya tidak baik."
Semua kekacauan ini tak akan terjadi, andai PSSI menemukan formula yang pas untuk menyandingkan agenda timnas dan klub.
Di negara maju (seperti ditekankan Persija dan Persebaya), sesi latihan timnas hanya digelar saat liga berhenti atau jeda internasional.
PSSI sejatinya bisa melakukan langkah itu, dengan menggelar latihan timnas hanya saat FIFA Matchday.
Sebagai contoh, FIFA Matchday pada bulan Maret dapat digunakan untuk menggelar training camp timnas senior, U-23, dan U-20 sekaligus.
Sayangnya PSSI menyandera tangannya sendiri dengan meminta Shin Tae-yong melatih tiga level timnas, sehingga masing-masing level tidak bisa berlatih bersama.
Dampaknya, FIFA Matchday hanya difokuskan untuk timnas senior dan timnas U-23 terpaksa dilimpahkan ke Indra Sjafri.
Andai PSSI menunjuk pelatih tersendiri di tiga level itu, agenda timnas Indonesia dan klub dapat berdampingan tanpa ada gejolak.
Baca Juga: Debut Liga Belgia Resmi Tertunda, Marselino Ferdinan Dilarang Bertanding Sampai Izin Kerja Beres