Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Sampai saya tahu di media sosial dia bermain di PSIS Semarang," sesalnya.
Barangkali karena kepindahan yang tak mulus dan disertai ekspektasi tinggi itu, Marukawa jadi tak menemukan performa terbaik di klub barunya.
Performa winger Jepang itu juga tak terbantu sikap manajemen PSIS yang tak pernah betah dengan pelatih.
Musim ini saja, manajemen PSIS telah mempekerjakan Achmad Resal Octavian (masa pramusim), Sergio Alexandre, Ian Andrew Gillan, dan M Ridwan (caretaker).
Pergantian pelatih dalam frekuensi tak lazim akibat manajemen tidak sabaran itu hanya akan berdampak buruk bagi pemain.
Per pekan ke-24 Liga 1 2022/23, PSIS terdampar di peringkat ke-8, sedangkan Marukawa cuma mencatatkan enam gol dan empat assist.
Langkah pamungkas manajemen PSIS untuk mendongkrak prestasi tim (dan performa Marukawa) adalah menunjuk pelatih asing anyar, Gilbert Agius.
Gilbert Agius merupakan pelatih asal Malta yang sebelumnya menangani timnas U-21 negara itu, serta menjadi caretaker timnas seniornya.
Yang menarik, Gilbert Agius pernah bekerja sebagai caretaker dan asisten pelatih Valletta pada 2014 hingga 2021.
Pada paruh pertama Liga Malta 2020/21, ia menangani Marukawa yang saat itu baru berusia 23 tahun.
Marukawa mencatatkan sembilan pertandingan untuk Valletta di bawah Gilbert Agius, dengan torehan dua gol dan dua assist.
"Kami tunjuk Coach Gilbert Agius untuk menangani PSIS," demikian rilis CEO PSIS Yoyok Sukawi (15/2/2023).
"Kami berharap hadirnya Coach Agius mampu membawa PSIS lebih baik lagi dan memiliki banyak improvisasi dalam hal taktikal," tandasnya.
Patut ditunggu apakah kehadiran Agius dapat mengembalikan Marukawa sebagai winger terbaik di Indonesia.
Baca Juga: Skuat Tua Bali United Bobrok Setelah Dua Kali Juara, Teco Akui Tak Bisa Kejar Milla-Doll-Tavares