Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Polisi yang mencoba membubarkan masa memutuskan menembakkan gas air mata.
Hal tersebut diakui oleh Wakil Kapolrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi.
Ardi menjelaskan bahwa penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.
Menurut Ardi, Polisi menembakkan gas air mata di area publik.
"Perlu kami sampaikan bahwa penggunaan gas air mata kami lakukan di area publik bukan di tempat pertandingan."
"Ini demi menjaga keselamatan masyarakat yang lain," kata Ardi dikutip dari Kompas.tv.
Ardi menuturkan bahwa polisi menembakkan gas air mata karena sempat terjadi kericuhan.
Kericuhan terjadi karena suporter sempat melempar batu.
Meski begitu, Ardi menyebut hal itu hanya terjadi sebentar saja.
"Karena sempat ada lemparan-lemparan. Namun sudah dihentikan, itu hanya sebentar saja dan sudah teratasi dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir langsung gerak cepat.
Erick Thohir mengaku sudah menghubungi piihak-pihak terkait.
"Saya sudah berkomunikasi dengan pihak aparat, panpel, dan manajemen kedua tim," ungkap Erick Thohir dilansir dari laman resmi PSSI.
Menteri BUMN itu meminta semua pihak untuk tenang dan tidak terpancing emosi.
"Saya meminta kepada seluruh pihak untuk tenang."
"Saya minta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih, niat kita sama untuk sepakbola yang aman dan nyaman untuk semua," pungkasnya.