Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persija bisa dibilang menjadi pemain paling tegas mempertahankan prinsipnya, dengan tidak melepas seluruh pemain ke timnas U-20.
Saat Shin Tae-yong memanggil sembilan pemain Persija pada Februari ini, pihak Thomas Doll melepas pemainnya secara bertahap.
Mula-mula Persija mengirim pemain non-tim utama seperti Resa Aditya, Achmad Maulana Syarif, dan Barnabas Sobor.
Dua pekan kemudian, Persija baru mengirimkan pemain pelapis di tim utama, seperti Frengky Missa, Alfriyanto Nico, Dony Tri Pamungkas, Cahya Supriadi, dan Ginanjar Wahyu.
Lantas pada minggu ketiga, Sabtu (19/2/2023) kemarin, Persija baru mengirimkan pemain terbaiknya, Muhammad Ferarri.
Langkah Macan Kemayoran di atas lebih "lembut" ketimbang KMSK Deinze, yang sama sekali tidak mau melepas Marselino Ferdinan.
Pelepasan pemain oleh Persija di atas juga dibarengi dengan pernyataan harapan dihapusnya TC jangka panjang di masa depan.
Generasi setelah Marselino Ferdinan seharusnya ditempa melalui kompetisi, bukan berlatih dan cuma bertanding di laga uji coba seperti rezim Shin Tae-yong.
Baca Juga: 10 Laga Sisa Persib, Persija, dan PSM, Luis Milla Rawan Tersandung 2 Pelatih Eropa
"Kami melepas semua pemain ke timnas, kami memahami besarnya ekspektasi banyak pihak yang ingin timnas junior berprestasi dalam jangka pendek," ucap presiden Mohamad Prapanca (19/2/2023).
"Persija berharap TC jangka panjang untuk Piala Dunia U-20 menjadi yang terakhir kali."
"Ke depannya timnas yang kuat harus datang dari klub dan kompetisi yang kuat!" tegasnya.
Metode Persija tersebut harus diakui memberi dampak signifikan pada timnas Indonesia U-20, yaitu dua gol dan tiga assist dalam dua laga di turnamen mini.
Baca Juga: Ditempa di Liga 1, Thomas Doll Tak Terkejut Pemain Persija Dominasi Timnas U-20 Indonesia