Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Thomas Doll mengeluhkan kinerja lini depan Persija Jakarta, Witan Sulaeman belum kunjung nyetel semenjak pulang dari Eropa.
Kemandulan lini depan Persija Jakarta dalam persaingan menuju juara Liga 1 ikut diperparah dengan lambatnya adaptasi Witan Sulaeman.
Witan Sulaeman ditebus Persija Jakarta dengan biaya transfer dari klub Slovakia, AS Trencin, pada bursa transfer Januari lalu.
Namun hingga satu bulan (atau empat laga) semenjak transfer itu, Witan tak kunjung memberi dampak bagi Persija.
Baca Juga: Barito Putera Vs Persib - Maung Bandung Pincang, Luis Milla Kehilangan 3 Pemain Inti
Dilihat dari menit bermain, Witan juga terlihat cenderung semakin sedikit mendapatkan kesempatan.
Dalam empat laga di bulan Februari, jumlah menit main Witan terbaca seperti berikut: 62 (menit), 45, 58, dan 17.
Ditonton dengan mata telanjang, Witan juga kerap menampilkan aksi di bawah standar untuk ukuran pemain langganan timnas Indonesia.
Ia beberapa kali melakukan kesalahan sentuhan pertama, berbagai umpan keliru, hingga pelanggaran tak perlu.
Performa gurem Witan tersebut terjadi di saat yang salah, mengingat Persija sejatinya membutuhkan semua tenaga yang tersedia untuk merebut titel.
Para pemain asing di lini depan, Hanno Behrens, Michael Krmencik, dan Abdulla Yusuf Helal bergantian atau bersamaan absen akibat cedera.
Persija juga sempat tampil tanpa pemain asing dalam tiga pertandingan beruntun melawan Bhayangkara FC, Barito Putera, dan Madura United.
Setelah diselamatkan gol telat Hansamu Yama saat melawan Barito, Persija harus puas dengan hasil 0-0 saat melawat ke Madura.
Thomas Doll pun mengkritik keras anak asuhnya atas inefisiensi di lini depan.
"Saya pikir kami sudah menjelang akhir musim dan kami selalu kesulitan untuk cetak gol di laga tandang," keluh Doll (26/2/2023).
"Kami memiliki banyak peluang dan ini merupakan perbedaan antara Persija dengan tim lainnya (di jalur juara)."
"Tentu kami kehilangan pencetak gol terbaik kami Yusuf, tapi kami memiliki pemain lain (yang seharusnya bisa menggantikan," tandasnya.
Untuk kalimat terakhir tersebut, kritik ditujukan pada penghuni tetap lini depan seperti Aji Saka, Riko Simanjuntak, hingga Osvaldo Haay.
Witan pun seharusnya dapat menawarkan lebih banyak bantuan, tetapi yang terjadi ia justru belum kunjung menemukan performa terbaik.
Pemain berusia 21 tahun itu juga tak terbantu oleh jadwal padat Liga 1, di mana Persija harus bermain empat kali dalam 15 hari.
Jika Witan terus meredup dan para pemain asing Persija terus berguguran, The Jakmania sulit berharap timnya menjadi juara di akhir musim.