Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Mereka (media asing) takut karena ketum PSSI-nya sekarang gak kaleng-kaleng, makanya mereka mulai propaganda supaya kita pecah, ini saya serius," tegasnya.
Erick boleh saja berlebihan menuduh media Vietnam berpropaganda, tetapi ia menekankan satu poin yang tak bisa dibantah.
"Ketum PSSI sekarang gak kaleng-kaleng," demikian kata Erick membandingkan dirinya dengan ketum PSSI terdahulu.
Dibanding nama-nama pendahulunya, Erick memang membawa curriculum vitae yang lebih impresif di sepak bola, bahkan hingga level dunia.
Pengusaha berusia 53 tahun itu pernah memiliki klub sepak bola DC United di Amerika Serikat, Inter Milan di Italia, dan sekarang Oxford United di Inggris.
Di Inter Milan, Erick dianggap membenahi manajemen klub raksasa Italia dari pemilik sebelumnya Massimo Moratti.
Alhasil, Inter Milan berada dalam kondisi lebih baik untuk dijual kepada Suning Gripu dari China, dan dapat meraih scudetto pada 2020/21.
Latar seperti itu tentu lebih baik ketimbang ketum PSSI yang hampir semua berlatar belakang murni politisi.
Mochamad Iriawan, ketum yang digantikan Erick, merupakan pensiunan polisi yang terang-terangan mengincar kursi gubernur Jawa Barat.
Edy Rahmayadi, ketum sebelum Iriawan, adalah pensiunan tentara yang meninggalkan PSSI untuk menjadi gubernur Sumatra Utara.
Praktis kita harus mundur hingga 1960-an untuk melihat ketum PSSI berlatar belakang sepak bola, yaitu Maulwi Saelan (1964-1967) dan Maladi (1950-1959).
Hanya saja terdapat kesamaan Erick dengan pendahulunya, yaitu bahwa ia juga seorang politisi.
Erick saat ini menjabat menteri BUMN dan namanya terus berseliweran dalam bursa capres-cawapres di pemilu 2024.