Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dua alibi tersebut bisa dibilang masuk akal, tetapi dapat juga dikritisi.
Gol pertama Irak memang berasal dari kurangnya konsentrasi bek Indonesia, tetapi deretan peluang Irak pada babak kedua berasal dari lemahnya sistem bertahan.
Kemampuan pemain Indonesia memang lebih lemah dari Irak dan memang benar terdapat sejumlah pemain pengganti yang underperform, tetapi Shin Tae-yong memiliki hampir dua tahun untuk membuat mereka bekerja lebih baik.
Satu alasan lain yang lebih tepat digunakan adalah kesalahan Shin Tae-yong dengan cuma memainkan dua gelandang, meski pada tiga laga uji coba selalu bermain tiga gelandang.
Trio Achmad Maulana Syarif, Arkhan Fikri, dan Zanadin Fariz selalu bermain dalam tiga laga melawan Fiji, Selandia Baru, dan Guatemala.
Namun lantaran Zanadin Fariz cedera, Shin Tae-yong memilih meminta Achmad Maulana Syarif dan Arkhan Fikri mengampu pekerjaan yang seharusnya diemban tiga orang.
Pemanggilan mendadak Brandon Scheunemann (yang bermain sebagai gelandang di PSIS) hanya menjelaskan kekeliruan Shin Tae-yong menilai skuatnya.
Pada babak kedua saat Indonesia unggul jumlah pemain, blunder Shin Tae-yong itu semakin terlihat tatkala banyak pemain Indonesia berdiri di sektor penyerangan, tetapi hanya dua bek tengah yang bisa saling mengumpan.
Dengan kata lain, Muhammad Ferarri dan Kakang Rudianto tidak memiliki akses menuju lini terdepan, karena lini tengah terbilang kosong.
Shin Tae-yong harus mengkritisi diri sendiri akibat performa bencana semalam.
"Ini juga menjadi evaluasi bagi saya selaku pelatih," pungkasnya.
Baca Juga: Piala Asia U-20 2023 - Kejutan di Grup Neraka, Vietnam Pecundangi Australia di Laga Perdana