Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam arti lain, kehadiran pemain naturalisasi dianggap sebagai penghalang pemain muda "lokal" Indonesia untuk mendapat menit bermain.
Masalahnya, regulasi pembatasan pemain naturalisasi berarti diskriminasi terhadap warga negara Indonesia.
Padahal, seluruh WNI (dari mana pun ia berasal) mendapat jaminan perlakuan sama di depan hukum dalam Undang-Undang Dasar.
Terdapat Marc Klok dan Stefano Lilipaly yang telah bersuara terkait rencana regulasi tersebut, yang dipercaya mewakili suara lebih besar.
"Kalo main untuk timnas, kita orang Indonesia. Saat main di liga, kita orang 'naturalisasi'," demikian komentar Lilipaly di Instagram (6/5/2023).
Kami WNI, dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama. pic.twitter.com/u4hYfBS0nM
— Marc Klok (@marcklok10) March 6, 2023
Stefano Lilipaly merupakan gelandang kelahiran Belanda yang memenangi 27 caps untuk timnas Indonesia.
"Kami WNI, dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama," tegas Klok di Twitter (6/5/2023).
Marc Klok juga terlahir di Belanda, dan saat ini masih aktif membela timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong.
Marc Klok juga menjadi satu-satunya pemain naturalisasi di Liga 1 yang rutin "dipakai" timnas Indonesia.
Sisanya, semua pemain naturalisasi di Liga 1 nyaris tak dipercaya Shin Tae-yong (Ilija Spasojevic hanya dipanggil belakangan), mengingat ia lebih memilih pemain naturalisasi di luar negeri (seperti Jordi Amat).
Tak diketahui apakah bakal ada sikap lanjutan dari pemain naturalisasi usai pernyataan Klok dan Lilipaly di atas.
Baca Juga: Liga 1 Terus Bergumul dengan Problem Wasit, PSSI Dipaksa Terapkan VAR untuk Piala Dunia U-20 2023